Contoh
kasus:
Cintya
adalah seorang mahasiswi jurusan Hukum di UB yang sedang menjalani perkuliahan semester
4, Cintya menceritakan bahwa dia seringkali merasa tertekan dan bosan dengan suasana
dan kondisi dirumahnya. Menurutnya, adiknya yang menyebalkan membuat dia selalu
bertengkar hanya karena permasalahan kecil, misalnya adiknya yang tidak mau
meminjamkan barangnya kepada cintya, sikap adiknya yang semaunya sendiri, bahkan
sampai bersikap agresif terhadap Cintya. Hal demikianlah yang akhirnya membuat
Cintya merasa geram dan marah. Dari situlah Cintya sering melakukan perilaku yang
kurang baik, seperti memulai perkelahian karena merasa jengkel dengan sikap
adiknya tersebut, sering mengambil barang adiknya tanpa seijinnya, bahkan Cintya
tidak mau mengalah sedikitpun kepada adiknya karena terlalu jengkel.
Cintya menuturkan bahkan
dia pernah sampai menangis saat bertengkar dengan sang adik. Akan tetapi ibunya
selalu saja membela adiknya dan selalu menyalahkannya, bahkan ketika Cintya
bermaksud meluruskannya dia tidak berani menyampaikan kepada ibunya. Akhirnya
Cintyapun berprasangka bahwa ibunya lebih menyayangi adiknya dari pada dirinya.
Apapun yang diinginkan oleh adiknya selalu saja dituruti dan dipenuhi ibunya.
Sempat Cintya berpikir serta mengatakan “Apakah saya tidak pantas menjadi
seorang kakak yang baik”, karena dia merasa ibunya sendiri tidak adil
terhadapnya, dan terus menerus menyalahkannya. Begitu pula dengan ayahnya, yang
cenderung cuek dan tidak peduli terhadapnya. Keadaan inilah yang membuat Cintya
dirumah merasa kurang mendapatkan perhatian dari kedua orangtuanya, apalagi
ibunya yang lebih memprioritaskan adiknya. Hal tersebut yang kemudian
membuatnya di kampus cenderung menjadi anak yang pendiam dan mudah cemas dalam
menghadapi situasi. Mungkin karena sikap orangtuanya yang kurang
memperhatikannya menyebabkan dia tidak dapat mengatur pola makan dengan baik,
hingga Cintya seringkali menderita magh, mudah kecapekan, dan sering sakit
kepala. Di lain sisi dalam perkuliahan yang dijalaninya, dia termasuk anak yang
taat terhadap peraturan yang ditetapkan, seperti hadir tepat waktu dan
mengerjakan tugas tepat waktu. Ketika ujian dia juga berusaha untuk
mengerjakannya sendiri serta sejauh ini dia dapat memperoleh IP dengan skor
yang memuaskan.
Hasil
Analisis:
1. Model
konseptualisasi masalah dari Swensen
Perilaku Menyimpang
|
Tekanan
|
Kebiasaan Maladaptif
|
· Memulai
perkelahian dengan adiknya
|
· Memiliki
adik yang agresif dan seenaknya sendiri
· Hubungan
dengan orangtua tidak harmonis, ditandai dengan sikap ibu yang lebih
memprioritaskan adiknya, serta ayah yang tidak peduli terhadapnya.
|
· Sering
mengambil barang tanpa seijin adiknya
· Tidak
berani meluruskan permasalahannya dengan sang adik kepada ibunya
· Mudah
cemas dalam menghadapi situasi
· Tidak
dapat mengatur pola makan
|
Dukungan
|
Potensi
|
Kebiasaan Adaptif
|
· Konselor
bersedia membantu memecahkan masalah Citra sebagai seorang klien
|
· Kinerja
yang baik dalam keseharian di kelas
· Skor
IQ yang cukup baik ditandai dengan hasil IP di tiap semester yang cukup
memuaskan
|
· Selalu
berusaha mengerjakan ujian dengan jujur
· Taat
terhadap peraturan perkuliahan, seperti: hadir tepat waktu dan juga
mengerjakan tugas tepat waktu
|
2. Model
konseptualisasi masalah dari Seay
Kemungkinan
Lingkungan
|
Kesalahan
Kognitif
|
Gangguan
Afektif
|
Pola
Perilaku
|
1. Sikap
ayah yang cenderung cuek dan tidak peduli
2. Ibu
yang lebih memprioritaskan adiknya dan selalu menyalahkannya
3. Saudara
(adiknya) yang menyebalkan/ semaunya sendiri
4. Prestasi
belajar cukup baik
5. Kurang
mendapatkan perhatian dari kedua orangtua
|
1. Pikiran
gagal karena merasa tertekan
2. Menyalahkan
diri dengan berpikir bahwa dirinya tidak pantas menjadi seorang kakak yang
baik
|
1. Mudah
mengalami kecemasan dalam menghadapi situasi
2. Merasa
geram dan marah dengan sikap adiknya yang agresif
3. Merasa
tertekan karena selalu disalahkan dan kurang mendapat perhatian orangtua
|
1. Tidak
mau mengalah sedikitpun dengan sang adik
2. Pernah
menangis saat bertengkar dengan adiknya karena terlalu jengkel
3. Tidak
dapat menjaga kesehatan dengan baik
4. Tidak
memiliki keberanian meluruskan permasalahan yang terjadi dengan adiknya
kepada ibunya
|
3.
Model konseptualisasi masalah dari Lazarus
Modalitas
|
Amatan
|
B:
Behavior (perilaku)
|
· Cintya
menjadi anak yang cenderung pendiam di kelas
· Mengambil
barang adiknya
· Tidak
mau mengalah dengan sang adik
· Menyalahkan
diri sendiri
|
A:
Affect (emosi, perasaan)
|
· Mudah
cemas dalam menghadapi situasi
· Merasa
sedih, tertekan dan serba salah
· Merasa
kurang mendapatkan perhatian dari orangtua
· Merasa
geram dan marah dengan sikap adiknya yang agresif dan semaunya sendiri
|
S:
Sensation (perasaan tubuh)
|
· Merasakan
ketegangan saat berhadapan dengan ibunya
|
I:
Imagery (imajeri)
|
· Cintya
berprasangka bahwa ibunya lebih menyayangi adiknya dari pada dirinya, dari
sinilah dia merasa tertekan
|
C:
Cognition (kognisi)
|
· Cintya
berpikir bahwa dia tidak pantas menjadi seorang kakak yang baik
· Merasa
ibunya tidak adil terhadapnya
· Tidak
berani meluruskan kepada ibunya tentang permasalahan yang dihadapi bersama
adiknya karena Cintya berpikir ibunya pasti akan tetap menyalahkannya
|
I:
Interpersonal (hubungan/ relasi interpersonal)
|
· Hubungan
Cintya dengan kedua orangtuanya tidak harmonis, dikarenakan ibu yang lebih
memprioritaskan adik dan ayahnya yang tidak peduli
· Hubungannya
dengan sang adik yang juga tidak harmonis (selalu bertengkar)
|
D:
Drug (tampilan fisik)
|
· Karena
tidak dapat mengatur pola makan dengan baik, membuatnya sering menderita
magh, mudah kecapekan, dan sering sakit kepala.
|
4. Model konseptualisasi perilaku ABC
ABC
|
Amatan
|
A:
Antecedent (peristiwa yang
mendahului)
|
· Sikap
ibu yang selalu menyalahkan Cintya dengan memprioritaskan adiknya
· Sikap
Ayah yang cenderung cuek dan tidak peduli
· Sikap
Adiknya yang agresif dan semaunya sendiri
· Kurang
mendapatkan perhatian orangtua
|
B:
Behavior (perilaku)
|
· Cintya
cenderung pendiam di kelas
· Cintya
menyalahkan dirinya dengan berpikir tidak pantas menjadi seorang kakak yang
baik
· Marah
dan geram dengan sikap adiknya
|
C:
Consequences (konsekuensi)
|
· Karena
kurangnya perhatian dari orangtua, membuat Citra tidak dapat menjaga kesehatannya
sendiri dengan tidak dapat mengatur pola makan yang baik
· Selalu
disalahkan oleh ibunya
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar