Get Gifs at CodemySpace.com

Rabu, 28 Maret 2012

Psikologi Perkembangan Individu


PENDAHULUAN
Mengapa kita perlu mempelajari psikologi perkembangan atau yang biasa dikenal dengan perkembangan masa hidup (Life Span Development)? Jika anda sudah atau akan menjadi orangtua atau guru, tanggung jawab terhadap anak-anak sudah menjadi bagian dari kehidupan anda sehari-hari. Semakin banyak anda belajar tentang mereka, maka semakin baik anda berurusan dengan mereka.
Dengan mempelajari perkembangan masa hidup maka kita akan mengetahui bagaimana karakteristik perkembangan dan persoalan-persoalan kontemporer dalam perkembangan masa hidup kita sebagai manusia. Seperti bagaimana karakteristik manusia pada usia anak-anak awal dan persoalan apa sajakan yang berkaitan dengan usia anak-anak awal.
Perkembangan masa hidup memiliki 2 macam perspektif atau pandangan. Pertama, pendekatan tradisional (traditional approach) adalah pendekatan yang menekankan perkembangan pada perubahan ekstrim dari lahir hingga masa remaja saja. Sedangkan yang kedua, pendekatan masa hidup (the life-span approach) adalah pendekatan yang menekankan pada perubahan perkembangan terjadi selama masa hidup manusia.
Menurut pakar perkembangan masa hidup, Paul Baltes, perspektrif perkembangan masa hidup (life-span perspective) mencakup tujuh kandungan dasar yaitu: Perkembangan bersifat seumur hidup, multidimensional, multidireksional, plastis, melekat secara kesejarahan, multidisiplin, dan kontekstual. Berikut adalah penjelasan dari setiap kandungan tersebut.
Perkembangan bersifat seumur hidup. Tidak ada periode usia yang mendominasi perkembangan hidup. Perkembangan meliputi keuntungan dan kerugian, yang berinteraksi dalam cara yang dinamis sepanjang siklus kehidupan. Sehingga selama proses bertambahnya usia, maka selama itulah proses perkembangan akan terus berjalan.
Perkembangan bersifat multidimensional. Perkembangan terdiri atas dimensi biologis, kognitif, dan sosial. Dimensi inilah yang dikaji dalam setiap periode perkembangan manusia. Bahkan dalam satu dimensi semacam intelegensi, terdapat banyak komponen, seperti intelegensi abstrak, intelegensi nonverbal, intelegensi sosial, dan lain-lain
Perkembangan bersifat multidireksional. Beberapa dimensi atau komponen dari suatu dimensi dapat meningkat dalam masa pertumbuhan, sementara dimensi lainnya menurun. Misalnya, orang dewasa akan lebih arif dalam berpikir mengingat pengalaman yang banyak, tetapi disisi lain ia merasa mudah lelah jika malakukan pekerjaan berat.

Perkembangan bersifat lentur (plastic).
Bergantung pada kondisi kehidupan individu, perkembangan terjadi melalui banyak cara yang berbeda. Sehingga manusia satu dan lainnya belum tentu memiliki proses perkembangan yang sama. Misalnya, kemampuan penalaran orang dewasa dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan orang dewasa lainnya melalui pengalaman pribadi.
Perkembangan melekat secara kesejarahan. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor sejarah dimana individu hidup. Seorang berusia 40 tahun mengalami depresi berat akibat perang dunia pertama, akan berbeda dengan seorang berusia 40 tahun mengalami depresi pada waktu sekarang ini.

Perkembangan dipelajari oleh berbagai multidiplin.
Para pakar psikologi, sosiologi, antropologi, neurosains, dan peneliti kesehatan semuanya mempelajari perkembangan manusia dan berbagi persoalan untuk membuka misteri perkembangan masa hidup manusia.
Perkembangan bersifat kontekstual. Perkembangan manusia mengikuti konteks yang meliputi linkungan, sosial, kebudayaan, dan lain-lain. Sehingga individu dilihat sebagai makhluk yang sedang berubah di dalam dunia yang sedang berubah.
Dengan mempelajari perkembangan masa hidup atau psikologi perkembangan, maka kita akan menemukan informasi tentang siapa kita, bagaiamana kita dapat seperti ini dan kemana masa depan akan membawa kita.






A.   PERKEMBANGAN FISIK
A.1.  Pertumbuhan Dan Perkembangan Fisik Pada Masa Bayi
Perkembangan fisik bayi dalam dua tahun pertama kehidupannya sangatlah ekstensif. Pada saat lahir, bayi memiliki kepala yang sangat besar dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya, yang bergerak terus menerus ke kiri dan kanan dan seringkali tidak dapat dikendalikan, mereka juga memiliki refleks yang didominasi oleh gerakan-gerakan yang terus berkembang. Dalam rentang waktu 12 bulan, bayi-bayi dapat duduk dimana pun ia mau, berdiri, membungkuk, memanjat, dan biasanya berjalan. Selama tahun kedua, pertumbuhan melambat, tetapi pertumbuhan berlangsung cepat pada kegiatan-kegiatan berlari dan memeanjat.
Refleks
Refleks mengatur gerakan-gerakan bayi yang baru lahir. Sifat refleks ini adalah bersifat otomatis dan berada di luar kendali bayi yang baru lahir tersebut. Refleks itu merupakan reaksi yang inheren (built-in) terhadap rangsag tertentu dan member bayi-bayi kecil respons penyesuaian diri terhadap lingkungan mereka memiliki kesempatan belajar lebih banyak.
1.      Refleks menghisap (sucking reflex), terjadi ketika bayi yang baru lahir otomatis mengisap benda yang ditempatkan di mulut mereka. Refleks mengisap memudahkan bayi yang brau lahir itu memperoleh makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting susu
2.      Refleks mencari (rooting reflex), terjadi ketika pipi bayi disuap/dibelai atau pinggir mulutnya disentuh. Sebagai respons, bayi itu memalingkan kepalanya kearah benda yang menyentuhnya, dalam upaya yang jelas untuk menemukan sesuatu yang dapat diisap. Kedua refleks di atas hilang ketika bayi berumur kira-kira 3-4 bulan, refleks itu digantikan oleh makan secara suka rela.
3.      Refleks moro (moro reflex) adalah suatu respon tiba-tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat gerakan atau suara yang mengejutkannya, ketika dikejutkan, bayi yang baru lahir itu melengkungkan punggungnya, melemparkan kepalanya kebelakang dan merentangkan lengan dan kakinya.
4.      Refleks menggenggam (grasping reflex), yang terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi. Bayi merespon dengan cara menggenggam kuat.
5.      Mengisap yang tidak bergizi (nonnutritive sucking) yakni perilaku mengisap yang tidak terkait dengan pemberian makan bayi.
Urutan Cephalocaudal dan Proximodistal
1.      Pola cephalocaudal (cephalocadal pattern) ialah urutan pertumbuhan di mana pertumbuhan terbesar selalu dimulai dari atas – kepala – dilanjutkan dengan pertumbuhan fisik mencakup yang besar, berat serta perkembangan organ tubuh lainnya secara berangsur-angsur dari atas kebawah (ke leher, bahu, batang tubuh tengah dll).
2.      Pola proximodistal (proximodistal pattern) ialah urutan pertumbuhan di mana pertumbuhan di mulai pada bagian tengah tubuh lalu bergerak menuju kaki dan tangan. Contohnya, ialah kematangan awal kendali otot batang tubuh dan lengan dibandingkan dengan tangan dan jari.
Tinggi dan Berat
Dalam beberapa hari pertama kehidupan, kebanyakan bayi yang baru lahir kehilangan 5 hingga 7 persen berat tubuh mereka sebelum mereka belajar menyesuaikan diri dengan kegiatan makan yang terjadi setelah kelahiran. Segera setelah bayi menyesuaikan diri dengan cara menyesuaikan diri dengan mengisap, menelan, dan mencerna, mereka bertumbuh cepat dan memperoleh berat kira-kira 5 hingga 6 ons per minggu selama bulan pertama. Pada usia 4 bulan berat mereka naik dua kali, dan berat mereka mencapai hamper tiga kali lipat dari berat mereka di hari pertama kelahiran. Bayi bertumbuh kira-kira 1 inchi per bulan selama tahun pertama, sehingga hampir 1 ˡ/2 kali panjang hari pertama kelahiran mereka. Rata-rata pertumbuhan bayisangat lambat pada tahun kehdupannya. Pada usia 2 tahun, berat bayi mencapai antara 26 hingga 32 pon sebagai akibat adanya kenaikan berat seperempat hingga setengah pon per bulan selama taun kedua. Kini berat mereka telah mencapai seperlima dari berat dewasa mereka. Pada usia 2 tahun, tiggi rata-rata bayi ialah antara 32 hingga 35 inchi, yang hampir mencapai setengah tinggi dewasa mereka.
Keterampilan Motorik Kasar dan Halus
Keterampilan motorik kasar (gross motor skills) meliputi kegiatan otot-otot besar seperti menggerakkan lengan dan berjalan.
Keterampilan motorik halus (fine motor skills) meliputi gerakan-gerakan menyesuaikan secara lebih halus, seperti ketangkasan jari.
Otak
Ketika bayi berjalan, berbicara, berlari, menggoyang-goyangkan mainan yang dapat berbunyi, tersenyum, dan mengerutkan dahi, perubahan-perubahan dalam otaknya sedang berlangsung. Sebenarnya pada saat lahir, bayi mungkin milyar sel saraf. Sebenarnya pada saat lahir, bayi mungkin sudah memiliki semua sel syaraf (neurons) yang akan dimiliki sepanjang kehidupannya. Akan tetapi, pada saat lahir dan pada masa awal bayi, keterkaitan sel-sel syaraf ini masih lemah. Ketika bayi bertumbuh dari usia saat lahir hingga 2 tahun, saling keterkaitan sel-sel syaraf meningkat secara dramatis seiring dengan perkembangan bagian-bagian sel syaraf penerima (dendrites). Pada saat lahir, otak bayi yang baru lahir kira-kira 25 persen berat otak dewasanya, dan pada ulang tahun kedua, otak bayi yang baru lahir kira-kira 75 persen berat otak dewasanya.
Keadaan Bayi
Untuk menggambarkan dan mrmahami perkembangan bayi, para ahli perkembangan telah membangun klasifikasi keadaan bayi (Berg & Berg, 1987 ; Brown,1964; Colombo,Moss, & Horowitz,1989). Berikut ini salah satu kemungkinan skema klasifikasi, yang menggambarkan tujuh keadaan bayi (Brown,1964):
1.      Tidur nyenyak (deep sleep). Bayi berbaring tidak bergerak dengan mata tertutup, bernafas secara teratur, tidak membuat suara, dan tidak merespons terhadap rangsangan luar.
2.      Tidur teratur (regular sleep). Bayi sangat sedikit bergerak, bernafas dengan serak atau meliputi mendesah, dan pernafasan normal atau bergerak dari normal ke tidak teratur.
3.      Tidur terganggu (disturbed sleep). Ada sejumlah variable gerakan, kelopak mati bayi tertutup tetapi dapat mengedip-ngedip, bernafas tidak tertatur, dan barangkali ada beberapa keuhan, isakan dan nafas panjang.
4.      Mengantuk (drowsy). Mata bayi tertutup atau sebagian tertutup atau tampak berkaca-kaca, ada gerakan kecil (walaupun kejutan-kejutan dan gerakan bebas tertentu dapat terjadi), suara lebih teratur dibandingkan dengan tidur terganggu, dan beberapa suara peralihan dapat terjadi.
5.      Aktivitas waspada (alert activity). Ini adalah keadaan yang paling sering dilihat oleh orang tua sebagai bangun. Mata bayi terbuka dan bersinar. Bayi melakukan berbagai gerakan bebas, cerewet, dan kulitnya memerah. Mungkin ada pernafasan yang tidak teratur ketika bayi merasa tegang.
6.      Waspada dan terfokus (alert and focused). Mata anak terbuka dan bersinar. Suatu aktivitas motorik dapat terjadi, tetapi diintergrasikan sekitar aktivitas khusus. Keadaan waspada dan terfokus ini mungkin terjadi ketika memfokuskan perhatian pada bayi atau rangsangan visual.
7.      Terfokus secara kaku (inflexsibly focused). Dalam keadaan ini, bayi sedang bangun tetapi tidak bereaksi terhadap rangsangan dari luar; dua contonya ialah menghisap dan menangis keras. Selama menangis keras, bayi menggelepar-gelepar, tetapi matanya tertutup ketika ia mulai menjerit-jerit.
Gizi
Kebutuhan gizi dan perilaku makan
Dari lahir hingga usia setahun, bayi manusia bertambah tiga kali lipat beratnya dan bertambah panjangnya 50 persen. Perbedaan-perbedaan yang ada pada setiap bayi adalah gizi, komposisi tubuh, tingkat pertumbuhan, dan pola kegiatan  membuat pendefinisian kebutuhan gizi yang sesungguhnya sulit dilakukan. Akan tetapi, karena orang tua membutuhkan panduan, para pakar gizi menganjurka bahwa bayi perlu mengkonsumsi 50 kalori per hari untuk setiap pon berat mereka – lebih dari dua kali persyaratan yang diperlukan orang dewasa per pon.
Memberi Asi dan Makanan Botol
Susu manusia, atau susu formula alternatif lainnya, merupakan sumber gizi dan energi bayi selama 4 hingga 6 bulan pertama. Konsensus yang sedang bertumbuh ialah bahwa memberi ASI lebih baik bagi kesehatan bayi. Member ASI berarti member susu yang bersih dan dapat dicerna serta menolong mengimunisasi bayi yang baru lahir dari penyakit. Bayi yang mengkonsumsi ASI memperoleh berat yang lebih cepat daripada bayi yang mendapatkan kebutuhan gizinya dari makanan botol. Ada consensus di kalangan pakar bahwa memberi ASI merupakan praktek yang lebih diinginkan. Khususnya di ngra-negara berkembang di mana gizi yang kurang memadai dan kemiskinan adalah hal yang lazim. Selain melindungi bayi dari penyakit, memberikan ASI pada bayi juga kemungkinan dapat mengurangi osteoporosis dan kanker payudara bagi ibu-ibu.
Kekurangan Gizi pada Masa Pertumbuhan Bayi
Maramus ialah terbuangnya jaringan penting pada bayi pada tahun pertama bayi yang disebabkan oleh kekurangan protein dan kalori yang parah. Bayi menjadi kekurangan berat badan dan ototnya berhenti bertumbuh. Penyebab utama maramus adalah kekurangan ASI (karena terlalu cepat disapih) dan gizi yang kurang memadai seperti susu sapi yang tidak cocok dan tidak bersih. Sesuatu yang kelihatan seperti susu tetapi bukan, biasanya sejenis tapioca atau nasi, juga dapat menjadi penyebabnya. Tingkat kematian bayi di beberapa negara, bahkan lima kali lebih banyak bayi yang meninggal karena makan makanan botol dibanding ASI.
Latihan Buang Air
Terlatih buang air (being toilet trained) merupakan keterampilan fisik dan motorik yang dalam kebudayaan Amerika Utara pada umumnya dicapai pada usia 3 tahun (Charlesworth,1987). Pada usia 3 tahun, 84 persen anak-anak “kering” sepanjang hari dan 66 persen “kering” sepanjang melam. Kemampuan buang air bergantung pada kematangan otot dan mtivasi yang mereka miliki. Anak-anak harus dapat mengendalikan otot mereka untuk buang air pada waktu yang tepat, dan mereka juga harus mau buang air di jamban atau pot dan di celana mereka.
A.2. PERKEMBANGAN FISIK PADA MASA AWAL ANAK-ANAK
            Selama tahun kedua bayi, tingkat pertumbuhan bayi mulai lambat, tetapi keterampilan-keterampilan motorik kasar dan motorik halus berkembang pesat. Bayi mengembangkan suatu rasa mampu melalui peningkatkan kepandaian dalam berjalan dan berlari. Peningkatan dalam keterampilan-keterampilan motorik halus – seperti dapat membalik halaman buku beberapa halamam sekaligus – juga menyumbang bagi rasa mampu bayi pada tahun kedua. Tingkat pertumbuhan terus melambat pada masa awal anak-anak; jika tidak begitu, kita akan menjadi makhluk raksasa.
Tinggi dan Berat
Rata-rata anak bertumbuh 2½ inci dalam tinggi dan bertambah berat antara 5 hingga 7 pon setahun selama masa awal anak-anak. Ketika anak-anak usia prasekolah brtumbuh makin besar, presentase pertumbuhan dalam tinggi dan berat berkurang setiap tahun.
Pola-pola pertumbuhan berbeda secara individual. Sebagian besar perbedaan itu dipengaruhi oleh keturunan, tetapi pengalaman lingkungan juga berpengaruh sampai tingkat tertentu. Mengapa beberapa anak sangat pendek di luar batas normal (cebol)? Penyebabnya bisa jadi karena faktor bawaan (masalah-masalah genetis atau prenatal), masalah fisik yang berkembanga pada masa anak-anak atau karena kesulitan emosional. Mengenai masalah-masalah fisik yang berkembang selama masa anak-anak, kekurangan gizi dan infeksi kronis dapat mengganggu pertumbuhan, walaupun seandainya masalah itu diatasi dengan baik, pertumbuhan normal biasanya dapat dicapai. Deprivation dwarfism ialah suatu jenis keterbelakangan pertumbuhan aibat hilangnya sentuhan emosional (emotional deprivation); anak-anak kehilangan afeksi, yang menyebabkan stress dan merubah pelepasan hormone oleh kelenjar otak. Beberapa anak yang mengalami kecebolan (dwarfs) dapat juga memperlihatkan efek dari suatu lingkungan yang kurang sentuhan emosional, walaupun kebanyakan orang tua anak-anak itu mengatakan mereka kecil dan lemah karena memiliki struktur atau keadaan tubuh yang buruk.
Otak
Salah satu perkembangan fisik yang paling penting pada masa awal anak-anak ialah perkembangan otak dan system syaraf berkelanjutan. Meskipun otak terus bertumbuh pada masa awal anak-anak, namun otak tidak bertumbuh sepesat pada masa bayi. Ketika anak-anak mencapai usia 3 tahun, ukuran otaknya adalah ¾ otak orang dewasa. Pada usia 5 tahun, otaknya mencapai sekitar 9/10 otak orang dewasa. Otak dan kepala bertumbuh lebih pesat dari bagian tubuh manapun. Bagian atas, yakni kepala, mata, dan otak bertumbuh lebih pesat daripada bagian bawah, seperti rahang. Pada usia 5 tahun, ketika otak mencapai hampir 90 persen berat otak orang dewasa, berat total anak seusia 5 tahun hanya sekitardari beratnya pada masa anak mencapi dewasa.
Beberapa pertambahan ukuran otak disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran urat syarat yang berujung di dalam dan diantara daerah-daerah otak. Juga disebabkan oleh pertumbuhan myelination, suatu proses di mana sel-sel urat syaraf di tutup dan di sekat oleh lapisan sel-sel lemak. Proses ini memiliki dampak meningkatkan kecepatan informasi yang berjalan melalui sistem urat syaraf.
Perkembangan Motorik
Berlari secepat mungkin, jatuh, bangun, dan berlari lagi secepat mungkin… membangun menara dengan balok … mencorat-coret, menulis tergesa-gesa, dan menulis lebih tergesa-gesa … memotong kertas dengan gunting. Selama tahun-tahun prasekolah Anda mungkin mengembangkan kemampuan untuk mengerjakan semua kegiatan di atas.
Keterampilan Motorik Kasar
Pada anak-anak usia 3 tahun, anak-anak masih suka akan gerakan sederhana seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari kesana kemari. Mererka bangga menunjukkan betapa mereka dapat berlari.
Pada usia 4 tahun, anak-anak masih suka jenis gerakan yang sama, tetapi mereka lebih berani mengambil resiko (mereka ingin melihatkan kehebatan atletiknya). Walaupun mereka sudah dapat memanjat tangga denga satu kaki setiap anak tangga untuk beberapa lama, mereka baru saja mulai dapat turun dengan cara yang sama. Mereka seringkali masih kembali memperhatikan waktu pada setiap langkah. Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani mengambil resiko dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. Anak usia 5 tahun yang percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu obyek. Anak usia 5 tahun berlari kencang dan suka berlomba teman sebayanya lain dan orang tuanya. Kesimpulan pada anak-anak prasekolah, mereka sangat,sangat aktif.
Keterampilan Motorik Halus
Pada usia 3 tahun, kemampuan anak-anak masih timbul dari kemampuan bayi untuk menempatkan dan memegang benda-benda. Walaupun mereka telah mampu untuk memegang benda-benda berukuran kecil di antara ibu jari dan ibu telunjuk, tetapi mereka masih agak kikuk, anak 3 tahun yang sangat mengejutkan dapat membuat menara yang tinggi sekali dari balok pada suatu garis, walaupun garis tersebut tidak benar-benar lurus.
Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat. Kadang-kadang anak usia 4 tahun sulit untuk membuat menara degan balok karena mereka ingin membuat dengan benar-benar sempurna, mereka mungkin tidak puas dengan balok-balok yang telah disusun. Pada usia 5 tahun, koordinasi anak-anak semakin meningkat. Tangan, lengan, dan tubuh bergerak beresama di bawah komando yang lebih baik dari mata.
Kekidalan
Beberapa anak kidal masih di cemooh karena menggunakan tangan kirinya, walaupun banyak orang kidal telah meraih sukses. Di antara mereka termasuk Leonardo da Vinci, Pablo Picasso dan Benjamin Franklin. Orang-orang kesohor itu dikenal karena imanjinasinya tentang tata ruang, yang mungkin lebih kuat pada orang-orang kidal.
Kapankah pilihan tangan berkembang? Para peneliti menemukan kecenderungan kekidalan muncul pada masa-masa bayi. Bahkan bayi yang baru lahir memiliki beberapa pilihan atas satu sisi tubuhnya daripada sisi lain. Pada sekitar usia 7 bulan, bayi lebih suka menggenggam sesuatu dengan satu tangan atau tangan lain. Dan ini kemudian hari juga berkaitan dengan kekidalan (Ramsay, 1980). Banyak anak-anak prasekolah, walaupun menggunakan kedua tangannya dengan pilihan tangan yang jelas, tidak benar-benar dapat membedakannya hingga pada perkembangan kemudian. Beberapa anak menggunakan satu tangan untuk menulis dan menggambar, dan tangan lain untuk melempar bola.
Kebutuhan Energi
Kebiasaan memberi makan dan makan ialah merupakan aspek-aspek yang penting selama masa awal anak-anak. Apa yang dimakan pada anaka dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan  rangka, bentuk tubuh dan kerentangan mererka terhadap penyakit. Kebutuhan energy bagi anak-anak secara individual ditentukan oleh basal metabolism rate (BMR), yaitu jumlah eneriy minimum yang digunakan oleh seseorang dalam keadaan istirahat. Kebutuhan energi individual pada anak usia, jenis kelamin dan ukuran yang sama berbeda-beda.
Perilaku Makan
Apa yang seharusna dikhawatirkan adalah sejumlah besar anak berusia muda harus disapih dari makanan cepat-saji, yang mengandung lemak yang tinggi. Kebiasaan-kebiasaan makan telah mendarah daging sejak masa yang lebih awal dalam kehidupan, dan sayangnya pada tahun-tahun prasekolah telah banyak merasakan nikmatnya makanan cepat saji. Kelebihan berat badan dapat menjadi masalah serius pada masa wala anak-anak. Pencegahan kegemukan pada anak-anak meliputi pertolongan kepada anak-anak dan orang tua untuk melihat makanan sebagai sutau cara untuk memenuhi kebutuhan lapar dan gizi mereka, bukan sebagai bukti kasih saying atau sebagai hadiah atas perilaku baik. Makanan ringan harus mengandung lemak yang rendah, sedikit gula, dan garam, dan seratnya tinggi. Aktivitas rutin harus dilakukan setiap hari. Kehidupan anak harus terpusat pada aktivtas, bukan pada makanan.

Keadaan Penyakit dan Kesehatan di Dunia Anak-anak
Keadaan penyakit dan kesehatan anak-anak di negara-negara berkembang di seluruh dunia merupakan suatu masalah khusus, lebih dari seperempat juta anak-anak mati di negara-negara berkembang karena infeksi dan kekurangan gizi. Penyebab utama kematian pada masa anak-anak di dunia ialah kekurangan air dan kekurangan gizi sebagai akibat drai diare. Hal ini dapat diatasi seandainya oran tua memiliki suatu terobosan berbiaya rendah yang dikenal sebagai oral rehydration therapy (ORT), yakni suatu metode penyembuhan dengan menggunakan berbagai teknik yang dirancang untuk kekurangan air selama episode diare dengan cara member cairan melalui mulut pada anak.
Dewasa ini, kebanyakan kasus kekuragan gizi dan kematian pada anak dapat di cegah dengan tindakan pengasuhan yang hamper dapat di upayakan secara universal dan didasarkan atas pengetahuan yang ada. Dengan memastikan bahwa orang tua tahu mereka dapat meningkatkan kesehatan anak-ana mereka dengan cara membatasi jarak kelahiran secara memadai, merawat kehamilan dengan baik, member ASI, imunisasi, member makanan khusus selama dan setelah sakit, dan memriksakan berat badan anak-anak secara teratur dapat mengatasi bnayak penyeab kekurangan gizi dan pertumbuhan yang buruk.
A.3. PERKEMBANGAN FISIK PADA MASA PERTENGAAN DAN AKHIR ANAK-ANAK
Perubahan-perubahan Tubuh
Periode masa pertengahan dan akhir anak-anak meliputi pertumbuhan yang lambat dan konsisten. Masa ini adalah suatu periode tenang sebelum pertumbuhan yang cepat sebelum masa remaja. Di antara aspek-aspek penting perubahan tubuh di dalam periode perkembangan adalah aspek-aspek yang berkaitan dengan sistem rangka, sistem otot, dan keterampilan-keterampilan motorik.
Sistem-sistem Rangka dan Otot
Selama tahun-tahun sekolah dasar, anak-anak bertumbuh rata-rata 5 hingga 7,6 cm setahun, sehingga, pada usia 11 tahun, tinggi rata-rata anak perempuan 147 cm dan tinggi rata-rata anak laki-laki 146 cm. Kaki anak-anak menjadi lebih panjang dan tubuh lebih kurus. Selama tahun-tahun pertengahan dan akhir masa anak-anak, berat anak-anak bertambah rata-rata 2,3 hingga 3,2 kg per tahun. Berat meningkat terutama karena bertambahnya ukuran system rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh. Masa dan kekuatan otot berangsur-angsur bertambah pada saat yang sama “gemuk bayi” (baby fat) berkurang. Gerakan-gerakan dan lutut yang fleksibel pada masa awal anak-anak memperbaiki kekuatan otot. Bertambahnya kekuatan otot karena faktor keturunan dan olahraga. Kemampuan-kemampuan kekuatan mereka berlipat ganda selama tahun-tahun ini. Karena besarnya jumlah sel-sel mereka, anak laki-laki umumnya lebih kuat daripada anak perempuan.
Keterampilan Motorik
Selama masa pertengahan dan akhir anak-anak, perkembangan motorik anak-anak menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi daripada masa awal anak-anak. Pada usia 10 atau 11 tahun, kebanyakan anak-anak dapat belajar bermain olahraga. Berlari, memanjat, melompat tali, berenang, bersepeda, dan meluncur hanyalah sedikit daripada banyak keterampilan fisik yang dapat dikuasai oleh anak-anak sekolah dasar. Dan bila dikuasai, keterampilan-keterampilan fisik ini adalah sumber kenikmatan dan prestasi yang besar bagi anak-anak. Pada keterampilan-keterampilan motorik kasar yang meliputi kegiatan otot besar, anak- laki-laki biasanya lebih cekatan daripada anak-anak perempuan.
Ketika anak-anak memasuki tahun-tahun sekolah dasar, mereka memperoleh kendali yang lebih besar atas tubuh mereka dan dapat duduk serta berdiri dalam waktu yang lebih lama. Tetapi anak-anak sekolah dasar jauh dari kedewasaan fisik, dan mereka harus aktif. Mereka menjadi lebih jenuh karena duduk terlalu lama daripada karena berlari, melompat atau bersepeda. Tindakan fisik adalah penting bagi anak-anak ini untuk memperhalus keterampilan-keterampilan mereka yang sedang berkembang, seperti memukul bola, melompati tali, atau melakukan suatu gerak keseimbangan diatas balok. Oleh karena itu, pada prinsipnya anak-anak sekolah dasar harus terlibat secara aktif daripada padif di dalam kegiatan-kegiatan (Kartz & Chard, 1989)




B.      PERKEMBANGAN KOGNITIF
1.             Perkembangan Kognitif menurut Piaget
Piaget merupakan seorang ahli psikologi perkembangan yang memberikan kontribusi dan pengaruh luar biasa dalam kajian psikologi perkembangan.
Piaget (1952) menyatakan bahwa kemampuan atau perkembangan kognitif adalah hasil dari hubungan perkembangan otak dan system saraf dengan pengalaman – pengalaman yang membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Menurut Jean Piaget, perkembangan manusia melalui empat tahap perkembangan kognitif dari lahir hingga dewasa yaitu sebagai berikut :

a.       Tahap Sensori-motorik (0-2 tahun, pada masa bayi)
Merupakan tahapan pertama Piaget. Pada tahap ini, anak memiliki reflek tingkah laku seperti, menghisap, meraih (memegang), menggoyangkan badan, dan memukul sesuatu. Pada mulannya anak bergerak semata – mata atas dasar tingkah laku reflek murni, piaget berpendapat pada stadium senso-motorik intelegensi anak baru nampak dalam bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi stimulus sensorik.
Tahap pertama dari perkembangan kognitif pada masa ini adalah permanensi objek yang belum berkembang. Permanensi objek merujuk pada kemampuan untuk menghadirkan objek; apakah suatu objek ada atau tidak. Dalam stadium ini yang penting adalah hal – hal yang kongkret dan bukan imajiner atau bayangan.
Piaget memberikan saran – saran untuk mendorong perkembangan kongnitif selanjutnya, antara lain
·         Memberikan berbagai macam objek dengan berbagai bentuk, ukuran, dan warna untuk digunakan bayi.
·         Bayi harus dibebaskan untuk terlibat secara aktif dengan lingkungan, misalkan menjatuhkan benda – benda , meremas mainan,, melempar, meraba, ataupun menarik benda – benda yang ada disekitarnya.


b.      Tahap pra-operasional (2-7 tahun, masa awal anak – anak)
Pada tahap ini, perkembangan kognitif yang paling menonjol adalah bahwa anak – anak mulai menggunakan berbagai simbol, seperti bahasa, dan permainan imajinasi lebih tampak. Anak – anak juga dapat meniru tingkah laku orang lain sesudah beberapa waktu lalu. Ini berarti mereka memiliki cara – cara simbolik bagaimana mengingat tingkah laku orang lain yang dianggap sebagai model.
Kemampuan anak pada tahap ini memiliki keterbatasan, antara lain:
o   Pemusatan (centering) yang diartikan sebagai kecendurang anak untuk memusatkan pikiran pada satu bagian tertentu dari objek ataupun aktivitas
o   Egosentris, merupakan karakter utama baik dalam sensori motorik maupun tahap pra-operasional. Bagi anak – anak usia ini, segala sesuatu berjalan menurut kehendak mereka dan pendapat orang tidak berarti, dapat dikatakan bahwa anak – anak ini merasa dunia adalah milik mereka dalam konteks mereka.
o   Anak – anak pada tahap ini tidak dapat membalik proses berpikir (irreversibility). Mereka mungkin dapat diajari bahwa 2+2=4, tetapi mereka tidak dapat memahami bahwa 4-2=2.
Piaget meyebutkan beberapa aktivitas yang disukai anak – anak pada tahap ini, antara          lain ;
·         Imitasi ; anak – anak dapat meniru objek atau aktivitas yang baru disaksikannya.
·         Permainan simbolis ; misalnya berpura – pura sebagai orang lain, atau berpura – pura sedang tidur, dan lain sebagainnya.
·         Menggambar ; kegiatan ini menjadi proyeksi bagi keadaan mental mereka.
·         Kesan mental ; anak – anak usia ini dapat secara mental menghadirkan objek atau kejadian, tetapi tidak dapat megubah atau mengantisipasi perubahan dalam pikiran mereka.
·         Bahasa ; merupakan kendaran bagi pikiran . jadi oarng – orang di sekitar mereka harus memberikan kebebasan pada mereka untuk berbicara, baik dengan orang dewasa maupun anak –anak usiannya.


c.       Tahap operasional kongkrit (7-11)
Anak – anak pada usia 5-7 tahun merupakan masa transisi dari tahap pra-operasional ke tahap operasional kongkrit, dimana anak – anak mulai menunjukkan kemampuan baru dalam memberi alasan untuk memperhitungkan apa yang akan dilakukakan.
Anak – anak pada tahap ini dapat memahami objek atau kejadian – kejadian kongkrit, tetapi belum dapat memahami pernyataan – pernyataan verbal.
Berikut adalah ciri – ciri dari tahap operasional kongkrit :
o   Konservasi (conservation) ; merupakan kemampuan untuk menyadari bahwa esensi atau hakikat dari suatu benda adalah konstan walaupun jika bentuknya tampak berbeda.
o   Kemampuan membalikkan pikiran (reversibility); anak – anak pada tahap ini sudah memahami jika 2+2=4 maka 4-2=2.
o   Klasifikasi ; kemampuan untuk membuat penggolongan atau klasifikasi objek ke dalam kelompok yang lebih besar.
o   Pikiran untuk menghitung atau mengerti kesatuan dan pengukuran adalah salah satu ciri yang paling menonjol dari operasional kongkrit

d.      Operasional formal (11 atau 12 tahun dst)
Remaja pada tahap ini telah memiliki kemampuan untuk melakukan penalaran secara realistis mengenai masa depan serta memikirkan kemungkinan – kemungkinan yang tidak mereka yakini.
Berikut adalah beberapa kemampuan kognitif remaja yang diperoleh pada tahap operasional formal ;
o   Mereka memiliki kemampuan untuk memisahkan antara kenyataan dengan kemungkinan.
o   Mereka berpikir dengan gagasan – gagasan ; artinnya mereka tidak hanya menggunakan fakta – fakta tapi juga pernyataan – pernyataan atau gagasan – gagasan yang berisi data kongkrit.
o   Mereka mengumpulkan sebanyak mungkin informasi daan membuat kombinasi antar variabel sebanyak mungkin.




C.    PERKEMBANGAN EMOSIONAL
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan gejolak fisiologis dan perilaku yang tampak sekaligus. Emosi pun diklasifikasi menjadi dua yaitu, afektifitas positif dan afektifitas negatif. Afektifitas positif mengacu kepada derajat emosi positif, dari energi yang tinggi seperti : antusiasme, kegembiraan, kesabaran, ketenangan, sukacita, dan tertawa. Afektifitas negatif mengacu pada emosi yang sifatnya negatif, seperti : kecemasan, kemarahan, rasa bersalah, dan kesedihan.
Dalam perkembangan anak, emosi memiliki peranan-peranan tertentu, seperti, media untuk penyesuaian diri dan mempertahankan kelangsungan hidup (adaptation&survival). Emosi pun memiliki fungsi sebagai media pengaturan diri (regulation). Dan juga berfungsi sebagai media komunikasi. Berkaitan dengan penyesuaian diri dan kelangsungan hidup, berbagai ketakutan (seperti takut gelap dan takut akan perubahan tiba-tiba di dalam lingkungan) bersifat adaptif, karena ada kaitan yang jelas antara gejolak perasaan semacam itu dan kemungkinan bahaya. Berkaitan dengan pengaturan, emosi mempengaruhi informasi yang anak-anak seleksi dari dunia persepsi dan perilaku yang mereka perlihatkan. Misalnya anak-anak yang sedang merasa gembira cenderung lebih mengikuti apa ayang mereka kaji dan pelajari dibandingkan dengan anak-anak yang sedang merasa sedih. Terakhir, berkaitan dengan emosi, anak-anak menggunakan emosi untuk menginformasikan kepada orang lain tentang perasaan-perasaan dan kebutuhan-kebutuhan mereka. Anak-anak yang tersenyum tampaknya sedang memberitahukan orang lain bahwa mereka merasa senang, anak-anak yang menangis pada dasarnya sering mengkomunikasikan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi mereka.
Dalam perkembangan sosio-emosi, khususnya pada masa bayi, memiliki hubungan dengan perihal seperti pada tabel :
No
Konsep                   
Karakteristik
1.
Proses Keluarga
Anak-anak berinteraksi dengan orang tua mereka sama seperti orang tua bersosialisasi dengan anak-anaknya
2.
Keterikatan
Keterikatan adalah suatu relasi antara dua orang di mana setiap orang benar-benar merasakan kehadiran orang lain dan melakukan berbagai hal untuk memastikan bahwa relasi itu tetap berkelanjutan. Pada masa bayi, keterikatan banyak diasosiasikan dengan ikatan antara pengasuh dan bayi.
3.
Pengasuhan Oleh Ayah
Pengamatan yang diadakan Parke dan Sawin (1980) menunjukan bahwa seorang ayah mampu untuk bertindak responsif terhadap bayinya. Seorang laki-laki dewasa secara kompeten dapat mengasuh bayi dengan aktif, berinteraksi dengan baik, dan juga sabar.Berbeda dari interaksi bayi dengan ibu yang biasanya berada dalam lingkup pengasuhan (mengganti popok dan memberi makan), interaksi bayi dengan ayah cenderung berada dalam lingkup aktivitas permainan fisik. Namun, Michael Lamb mengadakan investigasi (1977) yang membuktikan bahwa bayi, terutama yang sedang dalam keadaan stres, cenderung memperlihatkan keterikatan yang kuat dengan ibu mereka.
4.
Day Care
Day Care atau tempat pengasuhan anak, merupakan sebuah tempat dimana bayi dan balita diasuh sementara di sebuah tempat manakala kedua orang tuanya bekerja atau tidak bisa mengasuhnya sendiri. Banyak pro—kontra atas kehadiran Day Care yang berfungsi untuk mengasuh anak sementara waktu.
5.
Perangai
Perangai ialah gaya perilaku yang sampai saat ini dipelajari secara ekstensif. Perangai sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis pada masa awal bayi walaupun selanjutnya akan lebih banyak dipengaruhi oleh pengalaman. Suatu hal yang penting ialah adanya kesesuaian perangai bayi dengan perangai orang tua.
Perkembangan Emosi pada Masa Bayi
Masa Bayi merupakan masa awal dalam kehidupan manusia. Perkembangan pada masa bayi sangat mempengaruhi dasar dari perilaku individu selanjutnya. Emosi merupakan bahasa pertama yang orang tua dan bayi komunikasikan sebelum bayi dapat berbicara.
Gejala awal perilaku emosional adalah keterangsangan umum terhadap stimulus yang kuat. Keterangsangan berlebih-lebihan tampak dalam aktivitas yang banyak pada bayi yang baru lahir. Meski begitu, reaksi emosional pada bayi yang masih dalam periode neo natal, kurang spesifik, karena hanya menampakan reaksi terhadap kesenangan dan ketidak senangan. Seiring pertambahan usianya, ekspresi emosional bayi sekitar satu tahun, telah menyerupai ekspresi yang ditampakkan oleh orang dewasa.
Biasanya, emosi pada bayi hanya ditunjukkan dengan menangis dan tersenyum, karena kedua hal itu adalah mekanisme yang terpenting untuk mengembangkan komunikasi bayi tersebut.
Menangis adalah mekanisme yang paling penting dikembangkan oleh bayi yang baru lahir untuk berkomunikasi dengan dunianya. Menurut Wasz-Hockert dan kawan-kawan (1968), bayi memiliki tiga jenis tangisan yaitu tangisan dasar atau basic cry (ketika menunjukan rasa lapar), tangisan marah atau anger cry (variasi basic cry yang menunjukan kegusaran), dan tangisan sakit atau pain cry (tangisan merintih yang butuh upaya menarik nafas cukup lama dan menunjukan rasa sakit).
Senyuman ialah perilaku afektif komunikasi bayi yang juga penting. Menurut Emde, Gaensbauer, dan Harmon (1976), bayi memiliki dua tipe senyuman yaitu senyum refleksi atau reflexive smile (bukan karena rangsang luar) dan senyum sosial atau social smile (respon atas stimulus).













a.      PERKEMBANGAN BAHASA

D.1. Apa Itu Bahasa?
Setiap kebudayaan manusia memiliki bahasa. Bahasa manusia berjumlah /ribuan dan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Bahasa (language) ialah suatu sistem simbol yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Pada manusia, ditandai oleh daya cipta yang tidak pernah habis. Dan adanya sebuah sistem aturan. Daya cipta yang tidak pernah habis (infinity generativity) ialah suatu kemampuan individu untuk menciptakan sejumlah kalimat bermakna yang tidak pernah berhenti dengan menggunakan seperangkat kata dan aturan yang terbatas, yang menjadikan bahasa sebagai upaya yang sangat kreatif. Sistem aturan bahasa mencakup fonologi, morfologi, sintaksis, simantik, dan pragmatik, yang masing-masing pada gilirannya akan kita bahas bersama.
Bahasa terdiri dari bunyi-bunyian dasar atau fonem. Di dalam bahasa Inggris, ada sekitar 36 fonem. Fonologi (Phonology) ialah studi tentang system bunyi-bunian bahasa. Morfolgi (morphology) mengacu kepada ketentuan-ketentuan pengkombinasian morfem; morfem ialah rangkaian bunyi-bunyi terkecil yang member makna kepada apa yang kita ucapkan dan dengar. Sintaksis (syntax) melibatkan bagaimana kata-kata dikombinasikan untuk membentuk ungkapan dan kalimat yang dapat diterima.
Suatu konsep yang berkaitan erat dengan sintaksis ialah tata bahasa (grammar), gambaran formal tentang ketentuan-ketentuan sintaksis. Di sekolah dasar dan menengah, kebanyakan kita belajar aturan-aturan stuktur kalimat.
Struktur permukaan (surface structure) ialah urutan actual kata-kata di dalam suatu kalimat. Struktur kedalaman (deep structure) ialah hubungan sintaksis kata-kata di dalam suatu kalimat. Dengan menerapkan ketentuan-ketentuan sintaksis dengan cara yang berbeda, satu kalimat juga merupakan struktur permukaan dapat memiliki dua struktur kedalaman yang sangat berbeda.
Semantic (semantic) mengacu kepada makna kata dan kalimat. Setiap kata memiliki seperangkat gambaran, semantik. Girl dan woman misalnya, berbagai gambaran semantik yang sama dengan female dan human, tetapi berbeda dalam hubungannya dengan usia.
Perangkat terakhir ketentuan-ketentuan bahwa meliputi pragmatik (pragmatic)kemampuan u tuk melibatkan diri dalam percakapan yang sesuai dengan maksud dan keinginan. Ketentuan-ketentuan pragmatic tertentu menjamin bahwa suatu kalimat tertentu akan diucapkan di dalam suatu konteks tertentu dan tidak pada konteks lain. Misalnya, Anda mengetahui bahwa tepat mengatakan “potongan rambut baru Ana itu kelihatannya pasti bagus” kepada seseorang yang baru saja rambutnya dipotong, dan tentu saja tidak tepat mengatakan “Gaya rambut baru itu membuat Anda kelihatan mengerikan”. Melalui pragmatik kita belajar menyampaikan makna yang dimaksudkan dengan kata-kata, ungkapan, dan kalimat. Pragmatik menolong kita berkomunikasi secara lebih lancer dengan orang lain (Anderson, 1989).
D.2. Pengaruh Biologis
Evolusi Biologis
Dalam kaitannya evolusi biologis, otak, system syaraf, dan system suara berevolusi delama ratusan ribu tahun. Sebelum menjadi Homo Sapiens, perlengkapan fisik untuk menghasilkan bahasa tidak ada. Homo Sapiens, bergerak melewati rintihan dan pekikan bersama-sama dengan perkembangan bahasa yng abstrak. Ada banyak perkiraan akan berapa lama manusia memperoleh bahasa – dari kira-kira 20.000 hingga 70.000 tahun yang lalu. Dalam kerangka waktu evolusi, bahasa merupakan suatu pencapaian yang sangat baru.
Keterkaitan Biologis (Biologycal Prewiring)
Anak-anak /di lahirkan di dunia dengan Alat Penguasaan Bahasa (language acquisition device, LAD), suatu keterikatan biologis yang memudahkan anak untuk mendeteksi kategori bahasa tertentu, seperti fonologi, sintaksis, dan semantik. LAD ialah suatu kemampuan tata bahasa bawaan yang mendasari semua bahasa manusia.
Apakah Biatang Memiliki Bahasa ?
Binatang dapat secara jelas berkomunikasi dan simpanse kerdil serta singa laut dapat di ajari menggunakan simbol-simbol. Apakah binatang memiliki seperangkat bahasa manusia masih diperdebatkan.
Adakah suatu periode yang penting untuk mempelajari bahasa ?
Pengalaman Genie dan anak-anak lain menunjukkan bahwa tahun-tahun awal masa anak-anak merupakan periode yang penting untuk belajar bahasa. Jika pengenalan bahasa tidak terjadi sebelum masa remaja, maka ketidakmampuan dalam menggunakan tata bahasa yang baik akan dialami seumur hidup.
D.3. Pengaruh Perilaku dan Perkembangan
Bahasa hanyalah bentuk lain dari perilaku. Para ahli perilaku yakin bahasa dipelajari khusunya melalui penguatan dan imitasi, walaupun kemungkinan ini lebih merupakan usaha yang memudahkan pembelajaran bahasa daripada hal mutlak diperlukan.
Kebanyakan anak diperkenalkan dengan bahasa sejak awal perkembangan mereka. Beberapa cara orang dewasa mngajarkan bahasa kepada bayi adalah motherese, yakni cara ibu dan orang dewasa sering berbicara pada bayi dengan frekuensi dan hubungan yang lebih luas daripada normal, dan dengan kalimat-kalimat yang sederhana. Menyusun ulang (recasting) ialah pengucapan makna suatu kalimat yang sama atau yang mirip dengan cara yang berbeda, barang kali dengan mengubahnya dengan suatu pertanyaan. Misalnya, kalau anak mengatakan, “Anjing itu menggonggong” orang dewasa dapat merespom dengan menanyakan “kapan anjing itu menggonggong?” dampak recasting sesuai dengan anjuran bahwa “mengikuti untuk mengarahkan “menolong anak mempelajari bahasa”.
Menggemakan (echoing) ialah mengulangi apa yanga anak katakana pada Anda, khususnya kalau perkataan itu adalah suatu ungkaopan kalimat yang tidak sempurna. Memperluas (expanding) ialah menyatakan ulang apa yang anak telah katakana dalam bahasa yang secara linguistik “canggih”.  Memberi nama (labeling) ialah mengidentifikasai nama-nama benda. Penggunaan labeling sering dilakukan oleh orang tua ketika mereka mencoba mengidentifikasi apa yang bayi lakukan saat ini. Untuk membaca lebih lanjut tentang pengidentifikasian benda-benda oleh orang tua dengan kata-kata dan penggunaan model pembicaraan yang hidup dan konkret bersama bayi mereka.
Bahasa merupakan suatu urutan kata-kata, dan bahasa dapat digunakanuntuk menyampaikan informasi mengenai tempat yang berbeda atau waktu yang berbeda. Vygotsky (1978: 80) berpendapat bahwa “perkembangan bahasa seiring dengan perkembangan kognitif, malahan saling melengkapi, keduanya berkembang dalam satu lingkup sosial”. Piaget (Santrock, 1995: 238) berpendapat bahwa “berpikir itu mendahului bahasa dan lebih luas dari bahasa”. Bahasa adalah salah satu cara yang utama untuk mengekspresikan pikiran, dan dalam seluruh perkembangan, pikiran selalu mendahului bahasa. Bahasa dapat membantu perkembangan kognitif. Bahasa dapat mengarahkan perhatian anak pada benda-benda baru atau hubungan baru yang ada di lingkungan, mengenalkan anak pada pandangan-pandangan yang berbeda dan memberikan informasi pada anak. Bahasa adalah salah satu dari berbagai perangkat yang terdapat dalam sistem kognitif manusia.
Bagaimana Bahasa Berkembang
Beberapa tonggak sejarah dalam perkembangan bahasa bayi ialah mengoceh (3 hingga 6 bulan) kata pertama dipahami (6 hingga 9 bulan), pertumbuhan perbendaharaan kata yang diterima (mencapai 300 atau lebih pada usia 2 tahun), pelajaran pertama dipahami (9 bulan hingga 1 tahun), kata pertama di ucapkan (10 hingga 15 bulan), dan pertumbuhan perbendaharaan kata yang di ucapkan (mencapai 200 hingga 275 kata pada usia 2 tahun).
Hipotesis holofrase menyatakan bahwa suatu kata tunggal sering di gunakan untuk mengartikan suatu kalimat yang sempurna; ini menandai kata pertama bayi. Pada usia 18 hingga 24 bulan, bayi sering berbicara dalam pengucapan 2 kata. Pembicaraan telegrafis ialah penggunaan kata-kata yang pendek dan tepat untuk berkomunikasi – ini menandai pengucapan dua kata oleh balita. Brown telah mengembangkn konsep panjang rata-rata pengucapan (mean length of utterance, MLU). Lima tahap MLU ialah telah didefinikasi, yang member indikator yang berharaga atas kematangan berbahasa
a. Prinsip yang Mempengaruhi Penyatuan Pemikiran dan Bahasa
Ada dua prinsip yang mempengaruhi penyatuan pemikiran dan bahasa, yaitu:
1.      Semua fungsi mental memiliki asal usul eksternal atau sosial. Anak-anak harus menggunakan bahasa dan mengkomunikasikannya kepada orang lain sebelum mereka berfokus ke dalam ke proses mental mereka sendiri.
2.      Anak-anak harus berkomunikasi secara eksternal dan menggunakan bahasa selama periode waktu yang lama sebelum transisi dari kemampuan berbicara secara eksternal ke internal berlangsung.
Sejalan dengan perkembangan kognisinya, anak pada usia ini sering kali mengajukan pertanyaan-pertanyaan “Mengapa begini mengapa begitu”, “Ini apa itu apa”. Minat anak usia ini sangat luas dan mereka selalu ingin mengetahui segala sesuatu yang ada di dunia ini.
Antara usia 4-5 tahun, anak sudahmenguasai kalimat yang terdiri dari empat sampai lima kata. Mereka juga mampu menggunakan kata depan, seperti di bawah, di atas, di dalam dan di samping. Anak lebih banyak menggunakan kata kerja daripada kata benda. Antara usia 5-6 tahun, kalimat anak sudah terdiri atas enam sampai delapan kata. Anak sudah dapat menjelaskan arti kata yang sederhana mengetahui lawan kata, menggunakan kata penghubung, kata depan dan kata sandang. Pada masa akhir usia taman kanak-kanak anak umumnya sudah mampu
berkata-kata sederhana dan berbahasa sederhana, cara bicara mereka telah
lancar, dapat dimengerti dan cukup mengikuti tata bahasa walaupun masih
melakukan kesalahan berbahasa. Berbicara berfungsi sebagai alat komunikasi dengan orang lain. Bila anak telah menguasai kata-kata, kalimat dan tata bahasa, mereka juga akan
dapat berkomunikasi dengan baik dan lebih efektif.
Kemampuan berbahasa merupakan aspek penting yang perlu dikuasai
anak, tapi tidak semua anak mampu menguasai kemampuan ini. Ketidakmampuan anak berkomunikasi secara baik karena keterbatasan kemampuan menangkap pembicaraan anak lain atau tidak mampu menjawab dengan benar akan menghambat perkembangan anak. Selain dari itu, ada 24 anak yang masih belum mampu mengucapkan huruf-huruf r, sy, s, atau
lainnya membuat anak sulit berkomunikasi dengan anak lain.Adanya hambatan dalam perkembangan bahasa akan membuat anak merasa tidak diterima oleh teman-temannya, anak menjadi minder, tidak percaya diri dan tidak memiliki keberanian untuk berbuat. Kondisi ini dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak di kemudian hari. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan sarana yang sangat penting dalam kehidupan anak. Di samping itu bahasa juga merupakan alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain yang sekaligus berfungsi untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain. Selain dari itu, bahasa juga merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan, dengan berbahasa anak dapat berkomunikasi dengan sesama. Bagi orang tua, masa prasekolah seringkali disebut “traoublesome age”atau masa sulit karena banyak masalah yang mungkin timbul. Sedangkan bagi pendidik masa ini merupakan persiapan mematangkan anak untuk menerima
pendidikan formal. Para psikolog menyebut masa ini dengan istilah-istilah sebagai berikut :
Pregang age, karena anak sedang mengembangkan dasar-dasar tingkah laku sosial
Exploratory age, karena anak sedang aktif menyelidiki segala sesuatu. Rasa ingin tahunya begitu besar.
Imitative, karena anak sedang senang meniru segala sesuatu.
Creative age, karena anak sedang mulai mengembangkan kreativitasnya. Sejalan dengan perkembangan kognisinya, anak pada usia ini sering kali mengajukan pertanyaan-pertanyaan “mengapa begini mengapa begitu”, “ini apa itu apa”. Minat anak usia ini sangat luas dan mereka selalu ingin mengetahui segala sesuatu yang ada di dunia ini. Mereka sering bertanya apa saja untuk memuaskan rasa ingin tahunya, dan mereka juga tahu bahwa pertanyaan itu dapat mempertahankan konsepsinya dengan orang dewasa. Misalkan pertanyaan : “Mengapa ada hujan”, “Mengapa pohon ada daunnya”, “Kapan saya besar” dan sebagainya. Anak adalah makhluk peniru (imitator), ia mencontoh orang lain disepanjang kehidupannya. Tatkala masih berusia anak-anak dorongan untuk meniru orang lain itu bersifat amat kuat. Kemampuan imitasi anak menjadi modal penting dalam perkembangan bahasanya. Anak senang meniru bunyibunyi tertentu ataupun ucapan-ucapan orang-orang sekitarnya.

b. Penggunaan Kata, Kalimat dan Tata Bahasa
Pada usia 1 tahun, selaput otak untuk pendengaran membentuk katakata, mulai saling berhubungan. Anak sejak usia 2 tahun sudah banyak mendengar kata-kata atau memiliki kosa kata yang luas. Gangguan 25 pendengaran dapat membuat kemampuan anak untuk mencocokkan suara dengan huruf menjadi terlambat. Bahasa anak mulai menjadi bahasa orang dewasa setelah anak mencapai usia 3 tahun. Pada saat itu ia sudah mengetahui perbedaan antara saya, kamu dan kita. Pada usia 4-6 tahun kemampuan berbahasa anak akan berkembang sejalan dengan rasa ingin tahu serta sikap antusias yang tinggi, sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan dari anak dengan kemampuan bahasanya. Kemampuan berbahasa juga akan terus berkembang sejalan dengan intensitas anak pada teman sebayanya. Hal ini mengimplikasikan perlunya anak untuk memiliki kesempatan yang luas dalam menentukan sosialisasi dengan temantemannya.Dengan memperlihatkan suatu minat yang meningkat terhadap aspek-aspek fungsional bahasa tulis, ia senang mengenal kata-kata yang menarik baginya dan mencoba menulis kata yang sering ditemukan. Anak juga senang belajar menulis namanya sendiri atau kata-kata yang berhubungan dengan sesuatu yang bermakna baginya. Antara usia 4 dan 5 tahun, kalimat anak sudah terdiri dari empat sampai lima kata. Mereka juga mampu menggunakan kata depan seperti di bawah, di dalam, di atas dan di samping. Mereka lebih banyak menggunakan kata kerja daripada kata benda. Antara 5 dan 6 tahun, kalimat anak sudah terdiri dari enam sampai delapan kata. Mereka juga sudah dapat menjelaskan arti kata-kata yang sederhana, dan juga mengetahui lawan kata. Mereka juga dapat menggunakan kata penghubung, kata depan dan kata sandang. Pada masa akhir usia prasekolah anak umumnya sudah mampu berkata-kata sederhana dan berbahasa sederhana, cara bicara mereka telah lancar, dapat dimengerti dan cukup mengikuti tata bahasa walaupun masih melakukan kesalahan berbahasa.

c. Berbicara untuk Komunikasi
Bentuk dan fungsi bicara saling berkaitan. Bila anak telah menguasai kata-kata, kalimat dan tata bahasa, mereka juga akan dapat berkomunikasi dengan baik dan lebih efektif. Salah satu fungsi berbicara untuk komunikasi adalah mengobrol (social speech). Mengobrol adalah berbicara yang mempunyai makna sosial.Tujuannya adalah untuk didengar dan dimengerti oleh orang lain dan bukan oleh diri sendiri. Oleh karena itu mengobrol adalah salah satu ekspresi kebutuhan akan orang lain dan dipergunakan untuk mengadakan dan mempertahankan komunikasi bersama mereka. Mengobrol itu sendiri dapat berbentuk tanya jawab, bertukar pikiran atau informasi tetapi dapat pula berisi kritikan, suruhan, permintaan atau ancaman. Selain itu pengetahuan umum yang dikuasai oleh anak sangat mempengaruhi kemampuan berkomunikasi mereka. Pada anak-anak usia prasekolah, jika mereka tidak mau berkomunikasi, bukan selalu berarti bahwa mereka tidak mampu berbicara, tetapi lebih banyak karena mereka tidak mau.
d. Pentingnya Skrining dan Deteksi Dini
Didalam otak, proses bicara merupakan proses yang majemuk. Mulai dari proses mendengar, merekam kata, mengerti, mengucapkan, menggunakan kata dengan tepat dalam situasi sosial yang tepat. Semua proses ini merupakan fungsi luhur otak. Lokasi pusat bicara ada di bagian kiri otak. Sedangkan untuk imajinasi, penghayatan dalam bicara berada dibagian kanan otak. Agar dapat berbicara/berbahasa dengan baik, kedua bagian ini harus seimbang, kalau yang berkembang hanya kiri saja, maka penuturan bahasanya kurang bagus. Akibat gangguan perkembangan bahasa, biasanya akan menimbulkan dampak psikososial bagi anak, antara lain kemampuan kognitif, sosialisasi atau emosinya terbatas. Gangguan tersebut dapat menghambat dan mengancam masa depannya. Oleh karena itu para orang tua dan pendidik perlu mendeteksi perkembangan dan kemampuan berbahasa dan berbicara yang disebut skrining perkembangan anak, sejak usia sebulan hingga 6 tahun. Gangguan dapat diatasi dengan bantuan dari lingkungannya terutama keluarga. Lingkungan dapat memberi stimulasi, dan membiarkan anak mengekspresikan dirinya sendiri, memberikan kebebasan untuk bercerita tentang pengalamannya dan menjawabnya dengan baik dan dapat dimengerti oleh anak. Mengingat gangguan perkembangan berbicara dan berbahasa sangat erat kaitannya dengan masalah perkembangan otak kanan, memungkinkan gangguan tersebut dapat dihindarkan. Agar otak anak tumbuh dan berkembang dengan baik, perlu pendidikan keluarga secara terpadu, artinya tidak hanya menekankan kepatuhan, keteraturan dan kedisiplinan saja, tetapi juga bermain, kreativitas, imajinasi dikembangkan, kebebasan untuk mengolah perasaan, obyek yang dipersepsi sesuai dengan peran otak kanan.

b.      PERKEMBANGAN SOSIAL
1.      Perkembangan sosial pada masa kanak-kanak
Pekembangan sosial pada masa kanak-kanak tumbuh dari hubungan mereka yang erat dengan orangtua atau pengasuh lain, termasuk anggota keluarga. Interaksi sosial diperluas dari rumah ke tetangga, dan dari taman kanak-kanak ke sekolah dasar. Tetapi, pengaruh orangtua selalu yang paling kuat. Diane Baumrind (1983) mengidentifikasi tiga gaya atau cara orangtua mendidik anaknya, meliputi (1) tingkat kontrol orangtua terhadap anak, (2) kejelasan komunikasi orangtua dan anak, (3) tuntutan orangtua kepada anak untuk menjadi matang.
Ø  Orangtua otoriter (authoritarian parents)
®    Melarang anak dengan mengorbankan otonmi anak
®    Tidak mendorong sikap memberi dan menerima (give and take)
®    Menganggap bahwa anak-anak seharusnya menerima otoriter orangtua tanpa banyak pertanyaan dan cenderung keras
Ø  Orangtua yang permisif (cenderung membiarkan dan tidak tegas)
®    Memberi kebebasan sebanyak mungkin pada anak-anak mereka
®    Menempatkan harapan-harapan pada anak-nak mereka.
Ø  Orangtua yang dapat dipercaya
®    Menghargai kemampuan anak secara langsung pada waktu anak bertingkah laku, sekaligus menunjukkan standart tingkah laku mereka sendiri.
®    Bersedia berkompromi, berharap agar standar tingkah laku mereka bertemu dengan standar anak
®    Bersikap hangat, tapi juga menuntut

2.      Perkembangan sosial pada masa pra-remaja
Selama masa ini (6-12 tahun), banyak orang-orang atau lembaga yang telah mempengaruhi sosial anak-anak. Pada masa ini, hubungan antar teman menjadi sangat penting. Diterima oleh kelompok dan menjadi anggota kelompok merupakan tujuan utama. Kemudian, antara umur 7-9 tahun membentuk persahabatan yang erat dengan keompoknya yang sejenis. Mereka cenderung melihat kelompok mereka sebagai model tingkah laku dan sebagao social reinforcement, seperti yang sering mereka lihat pada keluarga mereka sendiri. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak telah mempercayakan teman-temannya sebagai sumber sosial dan sebagai pemberi dukungan moral.
Masalah-masalah yang berhubungan dengan perkembangan fisik, kognitif, dan sosial pada anak-anak ini adalah umum. Walaupun remaja pada umumnya bahagia dan optimis, mereka juga mempunyai banyak ketakutan, seperti : tidak siterima oleh kelompoknya, tidak mempunyai sahabat, dihukum oleh orangtua, mempunyai orangtua yang bercerai, tidak melaksankan tugas sekolah, dan sakit hati.
Emosi lain dari masa ini meliputi marah (ketakutan tidak dapat mengontrol kemarahan), merasa bersaah, frustasi, dan iri hati. Pra remaja membutuhkan bantuan dalam menyadari bahwa emosi-emosi ini adalah sesuatu yang wajar sebagai bgian dari pertumbuhan mereka.
3.      Perkembangn sosial pada masa remaja
Perkembangan remaja dimulai dengan masa puber, yitu sekitar 12-14 tahun. Masa puber atau permulaan remaja adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembang sangat cepat. Pertengahan masa remaja adalah masa yang lebih stabil untuk menyesuaikan diri dan berintegrasi dengan perubahan permulaan remaja, kira-kira umur 14-16 tahun. Remaja akhir kira-kira umur 18-20 tahun di tandai dengan transisi untuk mulai bertanggungjawab, membuat pilihan, dan berkesempatan untuk mulai menjadi dewasa.
Salah satu ciri remaja adalah kecenderungan untuk berpikir tentang apa yang terjadi pada pikiran seseorang dan mempelajari dirinya sendiri. Remaja mulai melihat lebih dekat diri mereka sendiri untuk mendefinisikan bahwa diri mereka berbeda. Mereka mudah menjadi tidak puas dengan diri mereka sendiri, mengkritik sifat-sifat pribadi mereka, membandingkan diri mereka sendiri dengan orang lain, dan mencoba mengubah seperti diri orang lain atau teman lain. Berikut adalah beberapa konsep dalam perkembangan sosio-emosional pada masa remaja hingga dewasa yang diambil secara umum dari teori psikososial Erickson.
a.      Identitas
Menurut Erickson (salah satu tokoh psikologi), tahap selama remaja adalah berpusat pada siapa saya, dengan identitas apa sebetulnya saya.
Perubahan pubertas memerlukan remaja untuk merubah konsep fisik mereka, menyesuaikan diri terhadap harapan-harapan teman dan keluarga serta membuat keputusan tentang peranan sekolah dan tingkah laku. Kemampuan intelektual remaja tumbuh, termasuk kecenderungan baru tentang refleksi diri dan juga membuat perubaan dalam konsep diri dari integritas keterampilan logika baru.
Perubahan fisik dan intelektual remaja dapat berpotensi mengacaukan perasaan dan pribadi anak secara keseluruhan. Tugas psikososial remaja adalah menciptakan suatu perasaan yang Erickson sebut, sebagai ego identity. Untuk mencapai ini biasanya tergantung pada beberapa aktivitas.
1.      Mereka menaruh perhatian besar pada cara orang lain memandang mereka
2.      Mereka mencari sesuatu yang sudah berlalu, misalnya mencari tahu tentang asal usul mereka, siapa saja keluarga besar mereka, pengalaman – pengalaman mereka waktu kecil dan masa kanak-kanak.
3.      Mereka betindak pada perasaan dan mengekspresikan kepercayaan serta pendapat mereka, remaja menilai tinggi “kejujuran” dan bertingkah laku dengan cara-cara “benar untuk dirinya sendiri”.
b.      Otonomi
Perkembangan kepribadian lain yang penting pada masa remaja adalah tuntutan otonomi yang bertambah untuk menentukan dirinya sendiri. Kesadaran remaja untuk berkembang sama seperti orang dewasa berkembang, dan kemampuan mereka untuk menganalisis dan memperbaiki rencana rencana mereka menjadi bertambah sulit jika mereka menerima pengarahan orang dewasa. Remaja tahu bahwa mereka harus bertanggungjawab untuk perbuatan mereka seperti halnya orang dewasa dan mereka perlu berlatih bahwa tanggung jawab adalah sangat penting.
c.       Penyesuaian diri
Pada saat yang sama  ketika remaja sedang mencari otonomi dari orangtua mereka dan orang lain, mereka juga sedang mencari penyesuaian (conformity) untuk dapat diterima oleh kelompok mereka. Untuk bisa diterima, mereka mungkin membentuk “peraturan-peraturan kelompok” yang melarang masuk siapa saja yang tidak mengikuti aturan mereka, termasuk cara berpakaian, bahasa, dan tingkah laku kelompok. Meskipun kelompok merupakan suatu pernyataan emansipasi soail, tiak terlepas dari adanya bahaya, sebab setiap pembentukan kelompok kecenderungan kohesi bertambah kuat.
Dalam kelompok-kelompok dengan kohesi yang kuat, berkembang norma-norma kelompok tertentu. Meskipun norma-norma tersebut tidak merupakan norma yang buruk, terdapat bahaya bagi pembentukan identitas remaja, dia akan lebih mementingkan perannya sebagai anggota kelompok daripada mengembangkan pola norma dirinya sendiri. Bila kelompok sudah menuntut hak bertindak kolektif yang membatasi kebebasan individu, maka hilanglah kesempatan emansipasi. Konformitas kelompok ada hubungannya dengan kontrol eksternal. Remaja yang kontrol eksternalnya tinggi akan lebih peka terhadap pengaruh kelompoknya.
d.      Perkembangan pribadi
Persahabatan, popularitas, konflik dengan kelompoknya, berkencan, dan hubungan seksual, semua menghabisan waktu dan energi remaja yang cukup besar. Pada permulaan remaja, dua kebutuhan baru muncul, yaitu : (1) kebutuhan akan hubungan dengan orang lain secara akrab dimana dia dapat menyampaikan perasaan-perasaannya dan pikiran-pikirannya, (2) kebutuhan untuk kepuasan seks. Tugas remaja adalah mengembangkan keterampilan untuk berhubungan dengan orang lain secara akrab dan mulai mengembangkan hubungan yang kan menuju pilihan partner untuk kepuasan seks.
e.       Keintiman
Harry Stack Sullivan (1953) menyampaikan suatu hipotesis untuk menggambarkan perubahan dalam hubungan penting anak sampai dewasa. Menurut Sullivan, tingkah laku manusia dibentuk oleh usaha kita untuk tetap menjalin hubungan dengan orang lain secara enak dan menyenangkan. Kita sering bertindak untuk menghindari kecemasan akan retaknya hubungan dengan orang lain. Hubungan manusia berkembang seperti anak juga berkembang. Karena hubungan makin luas, keterampilan sosial baru diperlukan dan anak-anak perlahan-lahan bergabung dengan masyarakat luas. Hubungan dengan orang lain dan perasaan aman adalah kebutuhan manusia yang paling penting dan ini memberikan motivasi untuk tingkah laku sosial dan perkembangan.
Belajar mengembangkan komunikasi yang akrab dengan teman lawan jenis maupun dengan teman sejenis adalah salah satu tugas remaja yang penting. Keakraban dengan teman sejenis lebih mudah untuk dicapai karena mereka mempunyai perubahan yang sama, dan biasa bagi mereka. Keakraban atau keintiman dengan kelompok dari jenis kelamin lain lebih sulit. Karena faktanya, keakraban yang demikian sering melibatkan kebutuhan yang lain, yaitu kebutuhan seks. Mereka tidak ingin dibingungkan antara persahabatan sebagai teman biasa dan sebagai teman untuk memenuhi kebutuhan seks. Remaja yang baik tahu bahwa orang dewasa yang matang dapat memelihara hubungan yang baik dengan lawan jenis sampai pada saatnya mereka diperbolehkan untuk berhubungan seks.
Remaja telah menghabiskan waktu untuk kegiatan sosial dan bersenang-senang dengan seorang lawan jenis. Pertama adalah keterlibatan mereka dengan kelompok jenis kelamin yang sama, kemudian dengan lawan jenis, tetapi kencan masih belum formal. Mereka lebih mementingkan bagaimana cara menyesuaikan diri antara laki-laki dan perempuan. Berkencan merupakan hal penting dalam proses pembentukan identitas, karena berkencan membiarkan remaja mencoba berperan sebagai laki-laki dan perempuan. Reaksi dari lawan jenis membeikan informasi tentang bagaimana berperan sebagai laki-laki atau perempuan. Menurut Erickson, kencan adalah langkah menuju tahap mencapai identitas. Pada tahap awal, kedewasaan ditandai dengan perhatian terhadap lawan jenis dengan lebih intim. Persahabatan berkembang sebagai dua identitas sampai pada menemukan pasangan tetap.









c.       PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Karakteristik individual bayi yang sering di anggap kunci bagi perkembangan kepribadiannya ialah rasa percaya (trust), diri sendiri (self), dan kemandirian (independence).
a.      Rasa Percaya (Trust)
Menurut Erik Erikson (1968), tahun pertama kehidupan di tandai oleh tahap perkembangan rasa percaya dan tidak percaya. Erikson yakin bahwa bayi mempelajari rasa percaya apabila mereka di asuh dengan cara konsisten, hangat. Jika bayi tidak di beri makan dengan baik dan tidak di tempatkan pada nuansa hangat dan konsisten, suatu rasa tidak percaya cenderung berkembang pada bayi.
Rasa tidak percaya tidak hanya muncul dan sesudah itu selesai dalam tahun pertama kehidupan saja, rasa percaya dan tidak percaya muncul pada tahap-tahap selanjutnya. Misal anak-anak memasuki sekolah dengan rasa tidak percaya dapat mempercayai guru tertentu yang meluangkan banyak waktu untuknya untuk membuat dirinya sebagai orang yang dapat dipercayai. Dengan lesempatan kedua ini , anak-anak mengatasi rasa tidak percaya mereka sebalumnya. Sebaliknya, anak-anak yang meninggalkan masa bayi dengan suatu rasa percaya masih dapat tidak percaya yang muncul pada tahap berikutnya, yang terjadi apabila orang tua mereka bercerai atau konflik berkepanjangan.
b.      Perkembangan Diri Sendiri (self) dan Kemandirian (independence)
Anak-anak mulai mengembangkan suatu rasa diri sendiri dengan cara belajar membedakan diri mereka sendiri dari orang lain. Bayi tidak hanya mengembangkan suatu rasa diri sendiri pada tahun ke duan kehidupannya, tetapi kemandirian juga menjadi tema yang semakin sentral di dalam kehidupan bayi. Teori Margaret Mahler dan Erik Erison memiliki implikasi yang penting bagi perkembangan diri dan kemandirian. Mahler (1979) yakin bahwa seorang anak melalui suatu tahap perpisahan yang dilanjutkan dengan suatu proses individuasi. Tahap perpisahan melibatkan gerakan bayi menjauh dari ibunya, dan individuasi melibatkan pertumbuhan atau pemahaman diri. Erikson menggambarkan tahap ke dua perkembangan sebagai tahp otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu.  Pada tahap ini bayi tidak hanya dapat berjalan, tetapi mereka juga dapat memanjat, membuka dan menutup, menjatuhkan, melepaskan. Penting bagi orang tua untuk mengenal motivasi berjalan balita untuk melakukan apa yang dapat mereka lakukan sesuai dengan kemampuan mereka. Selanjutnya mereka dapat belajar mengendalikan otot mereka dan dorongan keinginan diri sendiri. Erikson yakin bahwa tahap otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu memiliki ipmlikasi yang penting bagi perkembangan kemandirian dan identitas selama masa remaja. Perkembangan otonomi selama tahun-tahun balita memberi balita memberi remaja dorongan untuk menjadi individu yang mandiri dapat menuntun masa depannya. Namun apabila terlalu banyak otonomi dapta sama bahayanya dengan terlalu sedikit otonomi.
c.       Masalah dan Gangguan
Masalah dan gangguan pada bayi timbul karena sejumlah bab. Di antara masalah bayi yang memerlukan perhatian khusus adalah penganiayaan pada anak dan atuisme.
Penganiayaan Anak
Sangat disayangkan karena permusuhan orang tua terhadap anak-anak dalam beberapa keluarga meningkat hingga pada titik dimana salah seorang atau kedua orang tuanya menganiaya anak mereka, yang menyebabkan sang anak tidak percaya terhadap orang tuanya.
Autisme
Autisme bermula pada masa bayi. Autisme ialah gangguan perkembangan yang parah meliputi ketidakmampuan dalam membangun hubungan sosial, ketidak normalan dalam berkomunikasi, dan pola perilaku yang terbatas, berulang-ulang dan setereotip (Dawson, 1989; Hertizg & Shapiro, dalam proses cetak; rutter & Schpler,1987; Tager-Flusberg, dalam proses cetak). Ketidakmampuan sosialisasi meliputi suatu kegagalan untuk menggunakan kontak mata langsung untuk membangun interaksi sosial, jarang mencari orang lain untuk memperoleh kenyamana, jarang memperkasai permainan dengan orang lain, dan tidak memiliki relasi teman sebaya untuk berbagi minat dan emosi timbal balik. Mereka tidak menuntut banyak perhatian, mereka jarang tersenyum. Ketika seseorang mencoba memegang mereka, mereka biyasanya menarik diri dengan cara melengkungkan punggung dan menolak tubuh. Autisme disebabkan oleh beberapa bentuk disfungsi otak organik dan dapat juga karena faktor keturunan. Belum ada bukti bahwa sosialisasi keluarga merupakan penyebab autisme (Ruter & Schopler, 1987).


Perkembangan Emosional, Perkembangan Kepribadian, dan Masalah serta Gangguan
Konsep
Proses/gagasan terkait
Karakteristik/ deskriptif
Hakikat terkait emosi anak-anak












Perkembangan emosional pada masa bayi




















Perkembangan kepribadian














Masalah dan Gangguan
Apa itu emosi?



Fungsi emosi dalam perkembangan anak



Afeksi dalam relasi orang tua anak



Jadwal perkembangan emosi











Menangis





tersenyum



rasa percaya





Perkembangan rasa diri sendiri dan kemandirian








penganiayaan





autisme
Emosi ialah perasaan yang melibatkan suatu campuran antara gejolak fisiologis dan perilaku terlihat.
      
        -      penyesuaian diri
-          Kelangsungan hidup
-          Pengaturan
-          Komunikasi

Emosi ialah bahasa pertama yang di komunikasikan oleh orang tua dan bayi sebelum bayi dapat berbicara. Kemampuan komunikasi secara efektif antara bayi dan orang dewasa memungkinkan terkoordinasinya interaksi bayi-orang dewasa
Izward mengembangkan Maximally Discriminative Facial coding System, MAX untuk mengkodekan ekspresi emosi bayi. Berdasarkan sistem ini, minat, ketegangan, dan rasa muak/jijik muncul pada masa lahir, senyum sosial terlihat pada usia kira-kira 4-6 minggu, kemarahan, keheranan terjadi kira-kira pada 3-4 bulan, ketakutan diperlihatkan pada usia kira-kira 5-7bulan, rasa malu terjadi kira-kira 6-8 bulan, rasa hina dan rasa bersalah terlihat pada usia kira-kira 2 tahun.


Menagis ialah mekanisme yang paling penting yang dimiliki oleh bayi yang baru lahir untuk berkomunikasi dengan dunia mereka. Bayi sekurang-kurangnya memiliki tiga tipe tangisan: tangisan dasar, tangisan marah, tangisan rasa sakit.

Tersenyum ialah suatu perilaku afektif komunikatif yang penting oleh bayi. Dua tipe senyuman dapat dibedakan pada bayi : refleksif dan sosial.

Erikson berpendapat bahwa tahun pertama ditandai oleh krisis percaya dan rasa tidak percaya; gagasan tentang rasa percaya banyak kesamaanya dengan konsep Aisnworth tentang keterkaitan aman ( secure attachment).

Pada beberapa tahap dalam pertengahan kedua atau tahun kedua kehidupan, bayi mengembangkan suatu rasa dirinya sendiri. Kemandirian menjadi tema sentral pada tahun kedua kehidupan. Mahler berpendapat bayi menjauhkan diri dari ibunya dan kemudian mengembangkan individuasi. Erikson menekankan bahwa tahun kedua kehidupan ditandai oleh tahap otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu

Suatu paham atas penganiayaan anak memerlukan informasi tentang pengaruh budaya, keluarga, dan peran lingkungan masyarakat. Penganiayaan seksual anak-anak saat ini diakui sebagi salah satu masalah yang semakin meluas debandingkan dengan yang diyakini sebelumnya.
Autisme ialah suatu gangguan yang parah yang tampak pertama kali pada masa bayi. Ini meliputi ketidakmampuan berelasi dengan orang, kemampuan berbicara, dan kecewa atas perubahan dalam hal-hal rutin atau pada lingkungan di sekitarnya. Autisme tampaknya melibatakan beberapa bentuk disfungsi otak organik dan faktor keturunan.












D.       PERKEMBANGAN MORAL
Manusia sulit bersikap bersikap netral terhadap perkembangan moral. Banyak orang tua khawatir bahwa anak-anak mereka tumbuh tanpa nilai-nilai tradisional. Guru mengeluh bahwa murid-murid mereka pada tidak sopan. Apa perkembangan Moral itu?
Perkembangan moral (moral development) berkaitan dengan aturan dan konveksi tentang apa seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Dalam mempelajari aturan-aturan ini, para pakar perkembangan anak menguji tiga bidang berbeda. Pertama, bagaimana anak bernalar atau berfikir tentang aturan-aturan prilaku etis? Misal, memandang suatu perilaku menyintek. Kepada anak dapat diceritakan suatu cerita tentang soerang anak yang mengalami suatu kinflik mengenai apakah boleh menyontek dalam situasi tertentu, misalnya ketika ulangan umum disekolah. Anak diminta memutuskan apakah hal itu sesuai untuk dilakukan anak itu dan mengapa? Fokusnya ialah pada penalaran yang digunakan oleh anak-anak untuk membenarkan keputusan moral itu.
Kedua, bagaimana anak-anak sesungguhnya berperilaku dalam keadaan normal? Pada contoh kita tentang menyontek penekanannya adalah pada mengobservasi anak yang menyontek dan keadaan-keadaan lingkungan yang menyebabkan dan mempertahankan ia menyontek. Kepada anak-anak mungkin diperlihatkan beberapa permainandan kemudian diminta untuk memilih salah satuyang mereka yakini sebagai yang paling menarik. Pelaku ekseprimen kemudian memberitahukan bahwa itu permainan milik orang lain dan tidak boleh digunakan bermain observasi atas kondisi-kondisi yang berbeda itu dimana anak melanggar larangan atau melawan godaan kemudian dilaksanakan.
Ketiga bagaimana anak merusak hal-hal moral itu? Pada contoh menyontek, apakah anak merasa salah untuk melawan godaan? Seandainya anak-anak menyontek, apakah perasaan bersalah setelah pelangaran di cegah mereka menyontek di kemudian hari ketika mereka menghadapi godaan.
Pandangan Piaget tentang Bagaimana Penalaran Moral anak-anak Berkembang
Minat terhadap bagaimana anak memikirkan isu-isu moral dirangsang oleh Piaget (1932), yang secara ekstensif mengobservasi dan mewawancarai anak-anak dari usia 4-12 tahun. Ia mengamati mereka bermain kelereng, sambil berusaha mempelajari bagaimana mereka menggunakan dan memikirkan aturan-aturan etis, misalnya mencuri, bernohong, hukuman, keadilan. Piaget menyimpulkan bahwa anak-anak berfikir denga dua cara yang jelas-jelas berbeda tentang moralitas, bergantung pada kedewasaan berkembang mereka. Heternomous morality ialah tahap pertama perkembangan moral menurut teori-teori Piaget, yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh beubah, yang lepas dari kendali manusia.pemikiran heternomous juga yakin akan keadilan yang immanen (immanent justice), yakin konsep bahwa bila satu aturan dilanggar, hukuman dikenakan segera. Autonomous morality ialah tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua kira-kira 10 tahun lebih. Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum di ciptakan oleh manusia dan dalam menandai suatu tindakan, seorang harus mempertimbangkan maksut-maksut pelaku juga akibatnya.
Perilaku Moral
Studi tentang perilaku moral telah dipengaruhi oleh teori belajar sosial. Proses-proses penguatan, penghukuman, dan peniruan digunakan untuk menjelaskan perilaku moral anak. Bila anak di beri hadiah atas perilaki yang sesuai dengan aturan dan perjajian sosial, mereka akan mengulangi perilaku itu. Dan bila anak di beri hukuman atas perilaku tidak bermoral, perilaku itu akan berkurang atau hilang. Tetapi hukuman memiliki akibat sampingan berbeda, jadi harus bijaksana memberikan hukuman kepada anak.
Perasaan Moral
Teory psikoanalistis Sigmund Freud, yang menggambarkan super ego sebagai salah satu dari ketiga struktur utama yang dua lagi adalah id, ego. Dalam teori Freud superego anak-cabang moral kepribadian-berkembang ketika anak memiliki Oedipus dan mengidentifikasi diri dengan orang tua yang berjenis kelamin sama pada tahun awal masa anak-anak. Karena mengidentifikasi diri dengan orang tua sama jenis kelamin, anak-anak menginternalisasikan standar-standar benar dan salah orang tua yang mencerminkan larangan masyarakat.





                                                            KESIMPULAN

Perkembangan bersifat seumur hidup. Tidak ada periode usia yang mendominasi perkembangan hidup. Perkembangan meliputi keuntungan dan kerugian, yang berinteraksi dalam cara yang dinamis sepanjang siklus kehidupan.
Sehingga selama proses bertambahnya usia, maka selama itulah proses perkembangan akan terus berjalan.
Dengan mempelajari perkembangan masa hidup atau psikologi perkembangan, maka kita akan menemukan informasi tentang siapa kita, bagaiamana kita dapat seperti ini dan kemana masa depan akan membawa kita.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar