PENDAHULUAN
Mengapa kita perlu mempelajari psikologi
perkembangan atau yang biasa dikenal dengan perkembangan
masa hidup (Life
Span Development)? Jika anda sudah atau akan menjadi
orangtua atau guru, tanggung jawab terhadap anak-anak sudah menjadi bagian dari
kehidupan anda sehari-hari. Semakin banyak anda belajar tentang
mereka, maka semakin baik anda berurusan dengan mereka.
Dengan mempelajari perkembangan masa hidup
maka kita akan mengetahui bagaimana karakteristik perkembangan dan
persoalan-persoalan kontemporer dalam perkembangan masa hidup kita sebagai
manusia. Seperti bagaimana karakteristik manusia pada usia anak-anak awal dan
persoalan apa sajakan yang berkaitan dengan usia anak-anak awal.
Perkembangan masa hidup memiliki 2 macam
perspektif atau pandangan. Pertama, pendekatan tradisional (traditional approach) adalah
pendekatan yang menekankan perkembangan pada perubahan ekstrim dari lahir
hingga masa remaja saja. Sedangkan yang kedua, pendekatan masa hidup (the life-span approach) adalah
pendekatan yang menekankan pada perubahan perkembangan terjadi selama masa
hidup manusia.
Menurut pakar perkembangan masa hidup,
Paul Baltes, perspektrif perkembangan masa hidup (life-span perspective) mencakup
tujuh kandungan dasar yaitu: Perkembangan bersifat seumur hidup,
multidimensional, multidireksional, plastis, melekat secara kesejarahan,
multidisiplin, dan kontekstual. Berikut adalah penjelasan dari setiap kandungan
tersebut.
Perkembangan bersifat seumur hidup. Tidak ada
periode usia yang mendominasi perkembangan hidup. Perkembangan meliputi
keuntungan dan kerugian, yang berinteraksi dalam cara yang dinamis sepanjang
siklus kehidupan. Sehingga selama proses bertambahnya usia, maka selama itulah
proses perkembangan akan terus berjalan.
Perkembangan bersifat multidimensional. Perkembangan
terdiri atas dimensi biologis, kognitif, dan sosial. Dimensi inilah yang dikaji
dalam setiap periode perkembangan manusia. Bahkan dalam satu dimensi semacam
intelegensi, terdapat banyak komponen, seperti intelegensi abstrak, intelegensi
nonverbal, intelegensi sosial, dan lain-lain
Perkembangan bersifat multidireksional. Beberapa
dimensi atau komponen dari suatu dimensi dapat meningkat dalam masa
pertumbuhan, sementara dimensi lainnya menurun. Misalnya, orang dewasa akan
lebih arif dalam berpikir mengingat pengalaman yang banyak, tetapi disisi lain
ia merasa mudah lelah jika malakukan pekerjaan berat.
Perkembangan bersifat lentur (plastic). Bergantung pada kondisi kehidupan individu, perkembangan terjadi melalui banyak cara yang berbeda. Sehingga manusia satu dan lainnya belum tentu memiliki proses perkembangan yang sama. Misalnya, kemampuan penalaran orang dewasa dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan orang dewasa lainnya melalui pengalaman pribadi.
Perkembangan bersifat lentur (plastic). Bergantung pada kondisi kehidupan individu, perkembangan terjadi melalui banyak cara yang berbeda. Sehingga manusia satu dan lainnya belum tentu memiliki proses perkembangan yang sama. Misalnya, kemampuan penalaran orang dewasa dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan orang dewasa lainnya melalui pengalaman pribadi.
Perkembangan melekat secara kesejarahan. Perkembangan
dipengaruhi oleh faktor sejarah dimana individu hidup. Seorang berusia 40 tahun
mengalami depresi berat akibat perang dunia pertama, akan berbeda dengan
seorang berusia 40 tahun mengalami depresi pada waktu sekarang ini.
Perkembangan dipelajari oleh berbagai multidiplin. Para pakar psikologi, sosiologi, antropologi, neurosains, dan peneliti kesehatan semuanya mempelajari perkembangan manusia dan berbagi persoalan untuk membuka misteri perkembangan masa hidup manusia.
Perkembangan dipelajari oleh berbagai multidiplin. Para pakar psikologi, sosiologi, antropologi, neurosains, dan peneliti kesehatan semuanya mempelajari perkembangan manusia dan berbagi persoalan untuk membuka misteri perkembangan masa hidup manusia.
Perkembangan bersifat kontekstual. Perkembangan
manusia mengikuti konteks yang meliputi linkungan, sosial, kebudayaan, dan
lain-lain. Sehingga individu dilihat sebagai makhluk yang sedang berubah di
dalam dunia yang sedang berubah.
Dengan mempelajari perkembangan masa hidup
atau psikologi perkembangan, maka kita akan menemukan informasi tentang siapa
kita, bagaiamana kita dapat seperti ini dan kemana masa depan akan membawa
kita.
A. PERKEMBANGAN
FISIK
A.1. Pertumbuhan Dan Perkembangan Fisik Pada Masa
Bayi
Perkembangan fisik bayi
dalam dua tahun pertama kehidupannya sangatlah ekstensif. Pada saat lahir, bayi
memiliki kepala yang sangat besar dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya,
yang bergerak terus menerus ke kiri dan kanan dan seringkali tidak dapat
dikendalikan, mereka juga memiliki refleks yang didominasi oleh gerakan-gerakan
yang terus berkembang. Dalam rentang waktu 12 bulan, bayi-bayi dapat duduk
dimana pun ia mau, berdiri, membungkuk, memanjat, dan biasanya berjalan. Selama
tahun kedua, pertumbuhan melambat, tetapi pertumbuhan berlangsung cepat pada
kegiatan-kegiatan berlari dan memeanjat.
Refleks
Refleks mengatur
gerakan-gerakan bayi yang baru lahir. Sifat refleks ini adalah bersifat
otomatis dan berada di luar kendali bayi yang baru lahir tersebut. Refleks itu
merupakan reaksi yang inheren (built-in) terhadap rangsag tertentu dan member
bayi-bayi kecil respons penyesuaian diri terhadap lingkungan mereka memiliki
kesempatan belajar lebih banyak.
1. Refleks
menghisap (sucking reflex),
terjadi ketika bayi yang baru lahir otomatis mengisap benda yang ditempatkan di
mulut mereka. Refleks mengisap memudahkan bayi yang brau lahir itu memperoleh
makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting susu
2. Refleks
mencari (rooting reflex), terjadi
ketika pipi bayi disuap/dibelai atau pinggir mulutnya disentuh. Sebagai
respons, bayi itu memalingkan kepalanya kearah benda yang menyentuhnya, dalam
upaya yang jelas untuk menemukan sesuatu yang dapat diisap. Kedua refleks di
atas hilang ketika bayi berumur kira-kira 3-4 bulan, refleks itu digantikan
oleh makan secara suka rela.
3. Refleks
moro (moro reflex) adalah suatu
respon tiba-tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat gerakan atau
suara yang mengejutkannya, ketika dikejutkan, bayi yang baru lahir itu
melengkungkan punggungnya, melemparkan kepalanya kebelakang dan merentangkan
lengan dan kakinya.
4. Refleks
menggenggam (grasping reflex), yang
terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi. Bayi merespon dengan cara
menggenggam kuat.
5. Mengisap
yang tidak bergizi (nonnutritive sucking) yakni perilaku mengisap yang tidak terkait dengan
pemberian makan bayi.
Urutan
Cephalocaudal dan Proximodistal
1.
Pola
cephalocaudal (cephalocadal pattern) ialah urutan pertumbuhan di mana
pertumbuhan terbesar selalu dimulai dari atas – kepala – dilanjutkan dengan
pertumbuhan fisik mencakup yang besar, berat serta perkembangan organ tubuh
lainnya secara berangsur-angsur dari atas kebawah (ke leher, bahu, batang tubuh
tengah dll).
2. Pola
proximodistal (proximodistal pattern) ialah urutan pertumbuhan di mana
pertumbuhan di mulai pada bagian tengah tubuh lalu bergerak menuju kaki dan
tangan. Contohnya, ialah kematangan awal kendali otot batang tubuh dan lengan
dibandingkan dengan tangan dan jari.
Tinggi dan Berat
Dalam beberapa hari pertama kehidupan, kebanyakan
bayi yang baru lahir kehilangan 5 hingga 7 persen berat tubuh mereka sebelum
mereka belajar menyesuaikan diri dengan kegiatan makan yang terjadi setelah
kelahiran. Segera setelah bayi menyesuaikan diri dengan cara menyesuaikan diri
dengan mengisap, menelan, dan mencerna, mereka bertumbuh cepat dan memperoleh
berat kira-kira 5 hingga 6 ons per minggu selama bulan pertama. Pada usia 4
bulan berat mereka naik dua kali, dan berat mereka mencapai hamper tiga kali
lipat dari berat mereka di hari pertama kelahiran. Bayi bertumbuh kira-kira 1
inchi per bulan selama tahun pertama, sehingga hampir 1 ˡ/2 kali
panjang hari pertama kelahiran mereka. Rata-rata pertumbuhan bayisangat lambat
pada tahun kehdupannya. Pada usia 2 tahun, berat bayi mencapai antara 26 hingga
32 pon sebagai akibat adanya kenaikan berat seperempat hingga setengah pon per
bulan selama taun kedua. Kini berat mereka telah mencapai seperlima dari berat
dewasa mereka. Pada usia 2 tahun, tiggi rata-rata bayi ialah antara 32 hingga
35 inchi, yang hampir mencapai setengah tinggi dewasa mereka.
Keterampilan
Motorik Kasar dan Halus
Keterampilan
motorik kasar (gross motor skills) meliputi
kegiatan otot-otot besar seperti menggerakkan lengan dan berjalan.
Keterampilan
motorik halus (fine motor skills) meliputi
gerakan-gerakan menyesuaikan secara lebih halus, seperti ketangkasan jari.
Otak
Ketika bayi berjalan, berbicara, berlari,
menggoyang-goyangkan mainan yang dapat berbunyi, tersenyum, dan mengerutkan
dahi, perubahan-perubahan dalam otaknya sedang berlangsung. Sebenarnya pada
saat lahir, bayi mungkin milyar sel saraf. Sebenarnya pada saat lahir, bayi
mungkin sudah memiliki semua sel syaraf (neurons) yang akan dimiliki sepanjang
kehidupannya. Akan tetapi, pada saat lahir dan pada masa awal bayi, keterkaitan
sel-sel syaraf ini masih lemah. Ketika bayi bertumbuh dari usia saat lahir
hingga 2 tahun, saling keterkaitan sel-sel syaraf meningkat secara dramatis
seiring dengan perkembangan bagian-bagian sel syaraf penerima (dendrites). Pada saat lahir, otak bayi
yang baru lahir kira-kira 25 persen berat otak dewasanya, dan pada ulang tahun kedua,
otak bayi yang baru lahir kira-kira 75 persen berat otak dewasanya.
Keadaan
Bayi
Untuk menggambarkan dan mrmahami perkembangan bayi,
para ahli perkembangan telah membangun klasifikasi keadaan bayi (Berg &
Berg, 1987 ; Brown,1964; Colombo,Moss, & Horowitz,1989). Berikut ini salah
satu kemungkinan skema klasifikasi, yang menggambarkan tujuh keadaan bayi
(Brown,1964):
1.
Tidur
nyenyak (deep sleep).
Bayi berbaring tidak bergerak dengan mata tertutup, bernafas secara teratur,
tidak membuat suara, dan tidak merespons terhadap rangsangan luar.
2.
Tidur
teratur (regular sleep).
Bayi sangat sedikit bergerak, bernafas dengan serak atau meliputi mendesah, dan
pernafasan normal atau bergerak dari normal ke tidak teratur.
3.
Tidur
terganggu (disturbed sleep).
Ada sejumlah variable gerakan, kelopak mati bayi tertutup tetapi dapat
mengedip-ngedip, bernafas tidak tertatur, dan barangkali ada beberapa keuhan,
isakan dan nafas panjang.
4.
Mengantuk
(drowsy). Mata bayi
tertutup atau sebagian tertutup atau tampak berkaca-kaca, ada gerakan kecil
(walaupun kejutan-kejutan dan gerakan bebas tertentu dapat terjadi), suara
lebih teratur dibandingkan dengan tidur
terganggu, dan beberapa suara peralihan dapat terjadi.
5.
Aktivitas
waspada (alert activity). Ini
adalah keadaan yang paling sering dilihat oleh orang tua sebagai bangun. Mata
bayi terbuka dan bersinar. Bayi melakukan berbagai gerakan bebas, cerewet, dan
kulitnya memerah. Mungkin ada pernafasan yang tidak teratur ketika bayi merasa
tegang.
6.
Waspada
dan terfokus (alert and focused).
Mata anak terbuka dan bersinar. Suatu aktivitas motorik dapat terjadi, tetapi
diintergrasikan sekitar aktivitas khusus. Keadaan waspada dan terfokus ini
mungkin terjadi ketika memfokuskan perhatian pada bayi atau rangsangan visual.
7.
Terfokus
secara kaku (inflexsibly focused). Dalam keadaan ini, bayi sedang bangun tetapi tidak
bereaksi terhadap rangsangan dari luar; dua contonya ialah menghisap dan
menangis keras. Selama menangis keras, bayi menggelepar-gelepar, tetapi matanya
tertutup ketika ia mulai menjerit-jerit.
Gizi
Kebutuhan
gizi dan perilaku makan
Dari lahir hingga usia setahun, bayi manusia
bertambah tiga kali lipat beratnya dan bertambah panjangnya 50 persen.
Perbedaan-perbedaan yang ada pada setiap bayi adalah gizi, komposisi tubuh,
tingkat pertumbuhan, dan pola kegiatan
membuat pendefinisian kebutuhan gizi yang sesungguhnya sulit dilakukan.
Akan tetapi, karena orang tua membutuhkan panduan, para pakar gizi menganjurka
bahwa bayi perlu mengkonsumsi 50 kalori per hari untuk setiap pon berat mereka
– lebih dari dua kali persyaratan yang diperlukan orang dewasa per pon.
Memberi
Asi dan Makanan Botol
Susu manusia, atau susu formula alternatif lainnya,
merupakan sumber gizi dan energi bayi selama 4 hingga 6 bulan pertama.
Konsensus yang sedang bertumbuh ialah bahwa memberi ASI lebih baik bagi
kesehatan bayi. Member ASI berarti member susu yang bersih dan dapat dicerna
serta menolong mengimunisasi bayi yang baru lahir dari penyakit. Bayi yang
mengkonsumsi ASI memperoleh berat yang lebih cepat daripada bayi yang
mendapatkan kebutuhan gizinya dari makanan botol. Ada consensus di kalangan
pakar bahwa memberi ASI merupakan praktek yang lebih diinginkan. Khususnya di
ngra-negara berkembang di mana gizi yang kurang memadai dan kemiskinan adalah
hal yang lazim. Selain melindungi bayi dari penyakit, memberikan ASI pada bayi
juga kemungkinan dapat mengurangi osteoporosis
dan kanker payudara bagi ibu-ibu.
Kekurangan Gizi pada Masa Pertumbuhan Bayi
Maramus
ialah terbuangnya jaringan penting pada bayi pada
tahun pertama bayi yang disebabkan oleh kekurangan protein dan kalori yang
parah. Bayi menjadi
kekurangan berat badan dan ototnya berhenti bertumbuh. Penyebab utama maramus
adalah kekurangan ASI (karena terlalu cepat disapih) dan gizi yang kurang
memadai seperti susu sapi yang tidak cocok dan tidak bersih. Sesuatu yang
kelihatan seperti susu tetapi bukan, biasanya sejenis tapioca atau nasi, juga
dapat menjadi penyebabnya. Tingkat kematian bayi di beberapa negara, bahkan
lima kali lebih banyak bayi yang meninggal karena makan makanan botol dibanding
ASI.
Latihan
Buang Air
Terlatih buang air (being toilet trained) merupakan keterampilan fisik dan motorik
yang dalam kebudayaan Amerika Utara pada umumnya dicapai pada usia 3 tahun
(Charlesworth,1987). Pada usia 3 tahun, 84 persen anak-anak “kering” sepanjang
hari dan 66 persen “kering” sepanjang melam. Kemampuan buang air bergantung
pada kematangan otot dan mtivasi yang mereka miliki. Anak-anak harus dapat
mengendalikan otot mereka untuk buang air pada waktu yang tepat, dan mereka
juga harus mau buang air di jamban atau pot dan di celana mereka.
A.2. PERKEMBANGAN FISIK
PADA MASA AWAL ANAK-ANAK
Selama tahun kedua bayi, tingkat
pertumbuhan bayi mulai lambat, tetapi keterampilan-keterampilan motorik kasar
dan motorik halus berkembang pesat. Bayi mengembangkan suatu rasa mampu melalui
peningkatkan kepandaian dalam berjalan dan berlari. Peningkatan dalam
keterampilan-keterampilan motorik halus – seperti dapat membalik halaman buku
beberapa halamam sekaligus – juga menyumbang bagi rasa mampu bayi pada tahun
kedua. Tingkat pertumbuhan terus melambat pada masa awal anak-anak; jika tidak
begitu, kita akan menjadi makhluk raksasa.
Tinggi dan Berat
Rata-rata
anak bertumbuh 2½ inci dalam tinggi dan bertambah berat antara 5 hingga 7 pon
setahun selama masa awal anak-anak. Ketika anak-anak usia prasekolah brtumbuh
makin besar, presentase pertumbuhan dalam tinggi dan berat berkurang setiap
tahun.
Pola-pola
pertumbuhan berbeda secara individual. Sebagian besar perbedaan itu dipengaruhi
oleh keturunan, tetapi pengalaman lingkungan juga berpengaruh sampai tingkat
tertentu. Mengapa beberapa anak sangat pendek di luar batas normal (cebol)?
Penyebabnya bisa jadi karena faktor bawaan (masalah-masalah genetis atau
prenatal), masalah fisik yang berkembanga pada masa anak-anak atau karena
kesulitan emosional. Mengenai masalah-masalah fisik yang berkembang selama masa
anak-anak, kekurangan gizi dan infeksi kronis dapat mengganggu pertumbuhan,
walaupun seandainya masalah itu diatasi dengan baik, pertumbuhan normal
biasanya dapat dicapai. Deprivation dwarfism ialah suatu jenis keterbelakangan
pertumbuhan aibat hilangnya sentuhan emosional (emotional deprivation);
anak-anak kehilangan afeksi, yang menyebabkan stress dan merubah pelepasan
hormone oleh kelenjar otak. Beberapa anak yang mengalami kecebolan (dwarfs)
dapat juga memperlihatkan efek dari suatu lingkungan yang kurang sentuhan
emosional, walaupun kebanyakan orang tua anak-anak itu mengatakan mereka kecil
dan lemah karena memiliki struktur atau keadaan tubuh yang buruk.
Otak
Salah
satu perkembangan fisik yang paling penting pada masa awal anak-anak ialah
perkembangan otak dan system syaraf berkelanjutan. Meskipun otak terus bertumbuh
pada masa awal anak-anak, namun otak tidak bertumbuh sepesat pada masa bayi.
Ketika anak-anak mencapai usia 3 tahun, ukuran otaknya adalah ¾ otak orang
dewasa. Pada usia 5 tahun, otaknya mencapai sekitar 9/10
otak
orang dewasa. Otak dan kepala bertumbuh lebih pesat dari bagian tubuh manapun.
Bagian atas, yakni kepala, mata, dan otak bertumbuh lebih pesat daripada bagian
bawah, seperti rahang. Pada usia 5 tahun, ketika otak mencapai hampir 90 persen
berat otak orang dewasa, berat total anak seusia 5 tahun hanya sekitar ⅓ dari
beratnya pada masa anak mencapi dewasa.
Beberapa
pertambahan ukuran otak disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran urat
syarat yang berujung di dalam dan diantara daerah-daerah otak. Juga disebabkan
oleh pertumbuhan myelination, suatu proses di mana sel-sel urat syaraf di
tutup dan di sekat oleh lapisan sel-sel lemak. Proses ini memiliki dampak
meningkatkan kecepatan informasi yang berjalan melalui sistem urat syaraf.
Perkembangan Motorik
Berlari
secepat mungkin, jatuh, bangun, dan berlari lagi secepat mungkin… membangun
menara dengan balok … mencorat-coret, menulis tergesa-gesa, dan menulis lebih
tergesa-gesa … memotong kertas dengan gunting. Selama tahun-tahun prasekolah
Anda mungkin mengembangkan kemampuan untuk mengerjakan semua kegiatan di atas.
Keterampilan
Motorik Kasar
Pada
anak-anak usia 3 tahun, anak-anak masih suka akan gerakan sederhana seperti
berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari kesana kemari. Mererka bangga
menunjukkan betapa mereka dapat berlari.
Pada
usia 4 tahun, anak-anak masih suka jenis gerakan yang sama, tetapi mereka lebih
berani mengambil resiko (mereka ingin melihatkan kehebatan atletiknya).
Walaupun mereka sudah dapat memanjat tangga denga satu kaki setiap anak tangga
untuk beberapa lama, mereka baru saja mulai dapat turun dengan cara yang sama.
Mereka seringkali masih kembali memperhatikan waktu pada setiap langkah. Pada
usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani mengambil resiko dibandingkan
ketika mereka berusia 4 tahun. Anak usia 5 tahun yang percaya diri melakukan
ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu obyek. Anak usia 5 tahun
berlari kencang dan suka berlomba teman sebayanya lain dan orang tuanya.
Kesimpulan pada anak-anak prasekolah, mereka sangat,sangat aktif.
Keterampilan
Motorik Halus
Pada
usia 3 tahun, kemampuan anak-anak masih timbul dari kemampuan bayi untuk
menempatkan dan memegang benda-benda. Walaupun mereka telah mampu untuk
memegang benda-benda berukuran kecil di antara ibu jari dan ibu telunjuk,
tetapi mereka masih agak kikuk, anak 3 tahun yang sangat mengejutkan dapat
membuat menara yang tinggi sekali dari balok pada suatu garis, walaupun garis
tersebut tidak benar-benar lurus.
Pada
usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah semakin meningkat dan
menjadi lebih tepat. Kadang-kadang anak usia 4 tahun sulit untuk membuat menara
degan balok karena mereka ingin membuat dengan benar-benar sempurna, mereka
mungkin tidak puas dengan balok-balok yang telah disusun. Pada usia 5 tahun,
koordinasi anak-anak semakin meningkat. Tangan, lengan, dan tubuh bergerak
beresama di bawah komando yang lebih baik dari mata.
Kekidalan
Beberapa
anak kidal masih di cemooh karena menggunakan tangan kirinya, walaupun banyak
orang kidal telah meraih sukses. Di antara mereka termasuk Leonardo da Vinci,
Pablo Picasso dan Benjamin Franklin. Orang-orang kesohor itu dikenal karena
imanjinasinya tentang tata ruang, yang mungkin lebih kuat pada orang-orang
kidal.
Kapankah
pilihan tangan berkembang? Para peneliti menemukan kecenderungan kekidalan muncul
pada masa-masa bayi. Bahkan bayi yang baru lahir memiliki beberapa pilihan atas
satu sisi tubuhnya daripada sisi lain. Pada sekitar usia 7 bulan, bayi lebih
suka menggenggam sesuatu dengan satu tangan atau tangan lain. Dan ini kemudian
hari juga berkaitan dengan kekidalan (Ramsay, 1980). Banyak anak-anak
prasekolah, walaupun menggunakan kedua tangannya dengan pilihan tangan yang
jelas, tidak benar-benar dapat membedakannya hingga pada perkembangan kemudian.
Beberapa anak menggunakan satu tangan untuk menulis dan menggambar, dan tangan
lain untuk melempar bola.
Kebutuhan
Energi
Kebiasaan
memberi makan dan makan ialah merupakan aspek-aspek yang penting selama masa
awal anak-anak. Apa yang dimakan pada anaka dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan rangka, bentuk tubuh dan
kerentangan mererka terhadap penyakit. Kebutuhan energy bagi anak-anak secara
individual ditentukan oleh basal metabolism rate (BMR), yaitu jumlah eneriy minimum yang digunakan
oleh seseorang dalam keadaan istirahat. Kebutuhan energi individual pada
anak usia, jenis kelamin dan ukuran yang sama berbeda-beda.
Perilaku
Makan
Apa
yang seharusna dikhawatirkan adalah sejumlah besar anak berusia muda harus
disapih dari makanan cepat-saji, yang mengandung lemak yang tinggi.
Kebiasaan-kebiasaan makan telah mendarah daging sejak masa yang lebih awal
dalam kehidupan, dan sayangnya pada tahun-tahun prasekolah telah banyak
merasakan nikmatnya makanan cepat saji. Kelebihan berat badan dapat menjadi
masalah serius pada masa wala anak-anak. Pencegahan kegemukan pada anak-anak
meliputi pertolongan kepada anak-anak dan orang tua untuk melihat makanan
sebagai sutau cara untuk memenuhi kebutuhan lapar dan gizi mereka, bukan
sebagai bukti kasih saying atau sebagai hadiah atas perilaku baik. Makanan
ringan harus mengandung lemak yang rendah, sedikit gula, dan garam, dan
seratnya tinggi. Aktivitas rutin harus dilakukan setiap hari. Kehidupan anak
harus terpusat pada aktivtas, bukan pada makanan.
Keadaan Penyakit dan
Kesehatan di Dunia Anak-anak
Keadaan
penyakit dan kesehatan anak-anak di negara-negara berkembang di seluruh dunia
merupakan suatu masalah khusus, lebih dari seperempat juta anak-anak mati di
negara-negara berkembang karena infeksi dan kekurangan gizi. Penyebab utama
kematian pada masa anak-anak di dunia ialah kekurangan air dan kekurangan gizi
sebagai akibat drai diare. Hal ini dapat diatasi seandainya oran tua memiliki
suatu terobosan berbiaya rendah yang dikenal sebagai oral rehydration therapy (ORT), yakni suatu metode penyembuhan dengan
menggunakan berbagai teknik yang dirancang untuk kekurangan air selama episode
diare dengan cara member cairan melalui mulut pada anak.
Dewasa
ini, kebanyakan kasus kekuragan gizi dan kematian pada anak dapat di cegah
dengan tindakan pengasuhan yang hamper dapat di upayakan secara universal dan
didasarkan atas pengetahuan yang ada. Dengan memastikan bahwa orang tua tahu
mereka dapat meningkatkan kesehatan anak-ana mereka dengan cara membatasi jarak
kelahiran secara memadai, merawat kehamilan dengan baik, member ASI, imunisasi,
member makanan khusus selama dan setelah sakit, dan memriksakan berat badan
anak-anak secara teratur dapat mengatasi bnayak penyeab kekurangan gizi dan
pertumbuhan yang buruk.
A.3.
PERKEMBANGAN FISIK PADA MASA PERTENGAAN DAN AKHIR ANAK-ANAK
Perubahan-perubahan
Tubuh
Periode
masa pertengahan dan akhir anak-anak meliputi pertumbuhan yang lambat dan
konsisten. Masa ini adalah suatu periode tenang sebelum pertumbuhan yang cepat
sebelum masa remaja. Di antara aspek-aspek penting perubahan tubuh di dalam
periode perkembangan adalah aspek-aspek yang berkaitan dengan sistem rangka,
sistem otot, dan keterampilan-keterampilan motorik.
Sistem-sistem Rangka dan Otot
Selama
tahun-tahun sekolah dasar, anak-anak bertumbuh rata-rata 5 hingga 7,6 cm
setahun, sehingga, pada usia 11 tahun, tinggi rata-rata anak perempuan 147 cm
dan tinggi rata-rata anak laki-laki 146 cm. Kaki anak-anak menjadi lebih
panjang dan tubuh lebih kurus. Selama tahun-tahun pertengahan dan akhir masa
anak-anak, berat anak-anak bertambah rata-rata 2,3 hingga 3,2 kg per tahun.
Berat meningkat terutama karena bertambahnya ukuran system rangka dan otot,
serta ukuran beberapa organ tubuh. Masa dan kekuatan otot berangsur-angsur
bertambah pada saat yang sama “gemuk bayi” (baby
fat) berkurang. Gerakan-gerakan dan lutut yang fleksibel pada masa awal
anak-anak memperbaiki kekuatan otot. Bertambahnya kekuatan otot karena faktor
keturunan dan olahraga. Kemampuan-kemampuan kekuatan mereka berlipat ganda
selama tahun-tahun ini. Karena besarnya jumlah sel-sel mereka, anak laki-laki
umumnya lebih kuat daripada anak perempuan.
Keterampilan Motorik
Selama
masa pertengahan dan akhir anak-anak, perkembangan motorik anak-anak menjadi
lebih halus dan lebih terkoordinasi daripada masa awal anak-anak. Pada usia 10
atau 11 tahun, kebanyakan anak-anak dapat belajar bermain olahraga. Berlari,
memanjat, melompat tali, berenang, bersepeda, dan meluncur hanyalah sedikit
daripada banyak keterampilan fisik yang dapat dikuasai oleh anak-anak sekolah
dasar. Dan bila dikuasai, keterampilan-keterampilan fisik ini adalah sumber
kenikmatan dan prestasi yang besar bagi anak-anak. Pada
keterampilan-keterampilan motorik kasar yang meliputi kegiatan otot besar,
anak- laki-laki biasanya lebih cekatan daripada anak-anak perempuan.
Ketika
anak-anak memasuki tahun-tahun sekolah dasar, mereka memperoleh kendali yang
lebih besar atas tubuh mereka dan dapat duduk serta berdiri dalam waktu yang
lebih lama. Tetapi anak-anak sekolah dasar jauh dari kedewasaan fisik, dan
mereka harus aktif. Mereka menjadi lebih jenuh karena duduk terlalu lama
daripada karena berlari, melompat atau bersepeda. Tindakan fisik adalah penting
bagi anak-anak ini untuk memperhalus keterampilan-keterampilan mereka yang
sedang berkembang, seperti memukul bola, melompati tali, atau melakukan suatu
gerak keseimbangan diatas balok. Oleh karena itu, pada prinsipnya anak-anak
sekolah dasar harus terlibat secara aktif daripada padif di dalam
kegiatan-kegiatan (Kartz & Chard, 1989)
B.
PERKEMBANGAN
KOGNITIF
1.
Perkembangan
Kognitif menurut Piaget
Piaget
merupakan seorang ahli psikologi perkembangan yang memberikan kontribusi dan
pengaruh luar biasa dalam kajian psikologi perkembangan.
Piaget
(1952) menyatakan bahwa kemampuan atau perkembangan kognitif adalah hasil dari
hubungan perkembangan otak dan system saraf dengan pengalaman – pengalaman yang
membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Menurut
Jean Piaget, perkembangan manusia melalui empat tahap perkembangan kognitif
dari lahir hingga dewasa yaitu sebagai berikut :
a.
Tahap Sensori-motorik (0-2 tahun, pada masa
bayi)
Merupakan tahapan pertama Piaget.
Pada tahap ini, anak memiliki reflek tingkah laku seperti, menghisap, meraih
(memegang), menggoyangkan badan, dan memukul sesuatu. Pada mulannya anak
bergerak semata – mata atas dasar tingkah laku reflek murni, piaget berpendapat
pada stadium senso-motorik intelegensi anak baru nampak dalam bentuk aktivitas
motorik sebagai reaksi stimulus sensorik.
Tahap
pertama dari perkembangan kognitif pada masa ini adalah permanensi objek
yang belum berkembang. Permanensi objek merujuk pada kemampuan untuk
menghadirkan objek; apakah suatu objek ada atau tidak. Dalam stadium ini yang penting adalah hal – hal
yang kongkret dan bukan imajiner atau bayangan.
Piaget
memberikan saran – saran untuk mendorong perkembangan kongnitif
selanjutnya, antara lain
·
Memberikan berbagai
macam objek dengan berbagai bentuk, ukuran, dan warna untuk digunakan bayi.
·
Bayi harus dibebaskan
untuk terlibat secara aktif dengan lingkungan, misalkan menjatuhkan benda – benda
, meremas mainan,, melempar, meraba, ataupun menarik benda – benda yang ada
disekitarnya.
b.
Tahap
pra-operasional (2-7 tahun, masa awal anak – anak)
Pada tahap ini, perkembangan kognitif
yang paling menonjol adalah bahwa anak – anak mulai menggunakan berbagai simbol,
seperti bahasa, dan permainan imajinasi lebih tampak. Anak – anak juga dapat
meniru tingkah laku orang lain sesudah beberapa waktu lalu. Ini berarti mereka
memiliki cara – cara simbolik bagaimana mengingat tingkah laku orang lain yang
dianggap sebagai model.
Kemampuan anak pada tahap ini memiliki
keterbatasan, antara lain:
o Pemusatan
(centering) yang diartikan sebagai kecendurang anak untuk memusatkan pikiran
pada satu bagian tertentu dari objek ataupun aktivitas
o Egosentris,
merupakan karakter utama baik dalam sensori motorik maupun tahap
pra-operasional. Bagi anak – anak usia ini, segala sesuatu berjalan menurut
kehendak mereka dan pendapat orang tidak berarti, dapat dikatakan bahwa anak –
anak ini merasa dunia adalah milik mereka dalam konteks mereka.
o Anak
– anak pada tahap ini tidak dapat membalik proses berpikir (irreversibility).
Mereka mungkin dapat diajari bahwa 2+2=4, tetapi mereka tidak dapat memahami
bahwa 4-2=2.
Piaget
meyebutkan beberapa aktivitas yang disukai anak – anak pada tahap ini,
antara lain ;
·
Imitasi ; anak – anak
dapat meniru objek atau aktivitas yang baru disaksikannya.
·
Permainan simbolis ;
misalnya berpura – pura sebagai orang lain, atau berpura – pura sedang tidur,
dan lain sebagainnya.
·
Menggambar ; kegiatan
ini menjadi proyeksi bagi keadaan mental mereka.
·
Kesan mental ; anak –
anak usia ini dapat secara mental menghadirkan objek atau kejadian, tetapi
tidak dapat megubah atau mengantisipasi perubahan dalam pikiran mereka.
·
Bahasa ; merupakan
kendaran bagi pikiran . jadi oarng – orang di sekitar mereka harus memberikan
kebebasan pada mereka untuk berbicara, baik dengan orang dewasa maupun anak
–anak usiannya.
c.
Tahap
operasional kongkrit (7-11)
Anak
– anak pada usia 5-7 tahun merupakan masa transisi dari tahap pra-operasional
ke tahap operasional kongkrit, dimana anak – anak mulai menunjukkan kemampuan
baru dalam memberi alasan untuk memperhitungkan apa yang akan dilakukakan.
Anak
– anak pada tahap ini dapat memahami objek atau kejadian – kejadian kongkrit,
tetapi belum dapat memahami pernyataan – pernyataan verbal.
Berikut
adalah ciri – ciri dari tahap operasional kongkrit :
o Konservasi
(conservation) ; merupakan kemampuan untuk menyadari bahwa esensi atau hakikat
dari suatu benda adalah konstan walaupun jika bentuknya tampak berbeda.
o Kemampuan membalikkan pikiran
(reversibility); anak – anak pada tahap ini sudah memahami jika 2+2=4 maka
4-2=2.
o Klasifikasi
; kemampuan untuk membuat penggolongan atau klasifikasi objek ke dalam kelompok
yang lebih besar.
o Pikiran
untuk menghitung atau mengerti kesatuan dan pengukuran adalah salah satu ciri
yang paling menonjol dari operasional kongkrit
d.
Operasional
formal (11 atau 12 tahun dst)
Remaja
pada tahap ini telah memiliki kemampuan untuk melakukan penalaran secara
realistis mengenai masa depan serta memikirkan kemungkinan – kemungkinan yang
tidak mereka yakini.
Berikut adalah beberapa
kemampuan kognitif remaja yang diperoleh pada tahap operasional formal ;
o Mereka
memiliki kemampuan untuk memisahkan antara kenyataan dengan kemungkinan.
o Mereka
berpikir dengan gagasan – gagasan ; artinnya mereka tidak hanya menggunakan
fakta – fakta tapi juga pernyataan – pernyataan atau gagasan – gagasan yang
berisi data kongkrit.
o Mereka
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi daan membuat kombinasi antar variabel
sebanyak mungkin.
C.
PERKEMBANGAN
EMOSIONAL
Emosi
adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan gejolak fisiologis dan perilaku
yang tampak sekaligus. Emosi pun diklasifikasi menjadi dua yaitu, afektifitas
positif dan afektifitas negatif. Afektifitas positif mengacu kepada derajat
emosi positif, dari energi yang tinggi seperti : antusiasme, kegembiraan,
kesabaran, ketenangan, sukacita, dan tertawa. Afektifitas negatif mengacu pada
emosi yang sifatnya negatif, seperti : kecemasan, kemarahan, rasa bersalah, dan
kesedihan.
Dalam
perkembangan anak, emosi memiliki peranan-peranan tertentu, seperti, media
untuk penyesuaian diri dan mempertahankan kelangsungan hidup
(adaptation&survival). Emosi pun memiliki fungsi sebagai media pengaturan
diri (regulation). Dan juga berfungsi sebagai media komunikasi. Berkaitan
dengan penyesuaian diri dan kelangsungan hidup, berbagai ketakutan (seperti
takut gelap dan takut akan perubahan tiba-tiba di dalam lingkungan) bersifat
adaptif, karena ada kaitan yang jelas antara gejolak perasaan semacam itu dan
kemungkinan bahaya. Berkaitan dengan pengaturan, emosi mempengaruhi informasi
yang anak-anak seleksi dari dunia persepsi dan perilaku yang mereka
perlihatkan. Misalnya anak-anak yang sedang merasa gembira cenderung lebih
mengikuti apa ayang mereka kaji dan pelajari dibandingkan dengan anak-anak yang
sedang merasa sedih. Terakhir, berkaitan dengan emosi, anak-anak menggunakan
emosi untuk menginformasikan kepada orang lain tentang perasaan-perasaan dan
kebutuhan-kebutuhan mereka. Anak-anak yang tersenyum tampaknya sedang
memberitahukan orang lain bahwa mereka merasa senang, anak-anak yang menangis
pada dasarnya sering mengkomunikasikan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi
mereka.
Dalam
perkembangan sosio-emosi, khususnya pada masa bayi, memiliki hubungan dengan
perihal seperti pada tabel :
No
|
Konsep
|
Karakteristik
|
1.
|
Proses Keluarga
|
Anak-anak berinteraksi dengan
orang tua mereka sama seperti orang tua bersosialisasi dengan anak-anaknya
|
2.
|
Keterikatan
|
Keterikatan adalah suatu relasi
antara dua orang di mana setiap orang benar-benar merasakan kehadiran orang
lain dan melakukan berbagai hal untuk memastikan bahwa relasi itu tetap
berkelanjutan. Pada masa bayi, keterikatan banyak diasosiasikan dengan ikatan
antara pengasuh dan bayi.
|
3.
|
Pengasuhan Oleh Ayah
|
Pengamatan yang diadakan Parke dan
Sawin (1980) menunjukan bahwa seorang ayah mampu untuk bertindak responsif
terhadap bayinya. Seorang laki-laki dewasa secara kompeten dapat mengasuh
bayi dengan aktif, berinteraksi dengan baik, dan juga sabar.Berbeda dari
interaksi bayi dengan ibu yang biasanya berada dalam lingkup pengasuhan
(mengganti popok dan memberi makan), interaksi bayi dengan ayah cenderung
berada dalam lingkup aktivitas permainan fisik. Namun, Michael Lamb mengadakan
investigasi (1977) yang membuktikan bahwa bayi, terutama yang sedang dalam
keadaan stres, cenderung memperlihatkan keterikatan yang kuat dengan ibu
mereka.
|
4.
|
Day Care
|
Day Care
atau tempat pengasuhan anak, merupakan sebuah tempat dimana bayi dan balita diasuh
sementara di sebuah tempat manakala kedua orang tuanya bekerja atau tidak
bisa mengasuhnya sendiri. Banyak pro—kontra atas kehadiran Day Care yang
berfungsi untuk mengasuh anak sementara waktu.
|
5.
|
Perangai
|
Perangai
ialah gaya perilaku yang sampai saat ini dipelajari secara ekstensif.
Perangai sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis pada masa awal bayi
walaupun selanjutnya akan lebih banyak dipengaruhi oleh pengalaman. Suatu hal
yang penting ialah adanya kesesuaian perangai bayi dengan perangai orang tua.
|
Perkembangan
Emosi pada Masa Bayi
Masa
Bayi merupakan masa awal dalam kehidupan manusia. Perkembangan pada masa bayi
sangat mempengaruhi dasar dari perilaku individu selanjutnya. Emosi merupakan
bahasa pertama yang orang tua dan bayi komunikasikan sebelum bayi dapat
berbicara.
Gejala
awal perilaku emosional adalah keterangsangan umum terhadap stimulus yang kuat.
Keterangsangan berlebih-lebihan tampak dalam aktivitas yang banyak pada bayi
yang baru lahir. Meski begitu, reaksi emosional pada bayi yang masih dalam
periode neo natal, kurang spesifik, karena hanya menampakan reaksi terhadap
kesenangan dan ketidak senangan. Seiring pertambahan usianya, ekspresi
emosional bayi sekitar satu tahun, telah menyerupai ekspresi yang ditampakkan
oleh orang dewasa.
Biasanya,
emosi pada bayi hanya ditunjukkan dengan menangis dan tersenyum, karena kedua
hal itu adalah mekanisme yang terpenting untuk mengembangkan komunikasi bayi
tersebut.
Menangis
adalah mekanisme yang paling penting dikembangkan oleh bayi yang baru lahir
untuk berkomunikasi dengan dunianya. Menurut Wasz-Hockert dan kawan-kawan
(1968), bayi memiliki tiga jenis tangisan yaitu tangisan dasar atau basic cry
(ketika menunjukan rasa lapar), tangisan marah atau anger cry (variasi basic
cry yang menunjukan kegusaran), dan tangisan sakit atau pain cry (tangisan
merintih yang butuh upaya menarik nafas cukup lama dan menunjukan rasa sakit).
Senyuman
ialah perilaku afektif komunikasi bayi yang juga penting. Menurut Emde,
Gaensbauer, dan Harmon (1976), bayi memiliki dua tipe senyuman yaitu senyum
refleksi atau reflexive smile (bukan karena rangsang luar) dan senyum sosial
atau social smile (respon atas stimulus).
a.
PERKEMBANGAN
BAHASA
D.1.
Apa Itu Bahasa?
Setiap
kebudayaan manusia memiliki bahasa. Bahasa manusia berjumlah /ribuan dan
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Bahasa
(language) ialah suatu sistem
simbol yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Pada manusia,
ditandai oleh daya cipta yang tidak pernah habis. Dan adanya sebuah sistem
aturan. Daya cipta yang tidak pernah habis (infinity generativity) ialah
suatu kemampuan individu untuk menciptakan sejumlah kalimat bermakna yang tidak
pernah berhenti dengan menggunakan seperangkat kata dan aturan yang terbatas,
yang menjadikan bahasa sebagai upaya yang sangat kreatif. Sistem aturan bahasa mencakup fonologi,
morfologi, sintaksis, simantik, dan pragmatik, yang masing-masing pada
gilirannya akan kita bahas bersama.
Bahasa terdiri dari
bunyi-bunyian dasar atau fonem. Di
dalam bahasa Inggris, ada sekitar 36 fonem. Fonologi (Phonology) ialah studi tentang system bunyi-bunian
bahasa. Morfolgi (morphology) mengacu kepada ketentuan-ketentuan pengkombinasian morfem; morfem ialah
rangkaian bunyi-bunyi terkecil yang member makna kepada apa yang kita ucapkan
dan dengar. Sintaksis (syntax) melibatkan bagaimana kata-kata dikombinasikan untuk membentuk ungkapan
dan kalimat yang dapat diterima.
Suatu konsep yang
berkaitan erat dengan sintaksis ialah tata
bahasa (grammar), gambaran formal tentang ketentuan-ketentuan
sintaksis. Di sekolah dasar dan menengah, kebanyakan kita belajar
aturan-aturan stuktur kalimat.
Struktur
permukaan (surface structure) ialah
urutan actual kata-kata di dalam suatu kalimat. Struktur kedalaman (deep structure) ialah
hubungan sintaksis kata-kata di dalam suatu kalimat. Dengan menerapkan ketentuan-ketentuan sintaksis
dengan cara yang berbeda, satu kalimat juga merupakan struktur permukaan dapat
memiliki dua struktur kedalaman yang sangat berbeda.
Semantic
(semantic) mengacu
kepada makna kata dan kalimat. Setiap
kata memiliki seperangkat gambaran, semantik. Girl dan woman misalnya, berbagai
gambaran semantik yang sama dengan female
dan human, tetapi berbeda dalam hubungannya dengan usia.
Perangkat terakhir
ketentuan-ketentuan bahwa meliputi pragmatik
(pragmatic) – kemampuan u tuk melibatkan diri dalam
percakapan yang sesuai dengan maksud dan keinginan. Ketentuan-ketentuan
pragmatic tertentu menjamin bahwa suatu kalimat tertentu akan diucapkan di
dalam suatu konteks tertentu dan tidak pada konteks lain. Misalnya, Anda
mengetahui bahwa tepat mengatakan “potongan rambut baru Ana itu kelihatannya
pasti bagus” kepada seseorang yang baru saja rambutnya dipotong, dan tentu saja
tidak tepat mengatakan “Gaya rambut baru itu membuat Anda kelihatan
mengerikan”. Melalui pragmatik kita belajar menyampaikan makna yang dimaksudkan
dengan kata-kata, ungkapan, dan kalimat. Pragmatik menolong kita berkomunikasi
secara lebih lancer dengan orang lain (Anderson, 1989).
D.2.
Pengaruh Biologis
Evolusi Biologis
Dalam kaitannya evolusi
biologis, otak, system syaraf, dan system suara berevolusi delama ratusan ribu
tahun. Sebelum menjadi Homo Sapiens,
perlengkapan fisik untuk menghasilkan bahasa tidak ada. Homo Sapiens, bergerak melewati rintihan dan pekikan bersama-sama
dengan perkembangan bahasa yng abstrak. Ada banyak perkiraan akan berapa lama
manusia memperoleh bahasa – dari kira-kira 20.000 hingga 70.000 tahun yang
lalu. Dalam kerangka waktu evolusi, bahasa merupakan suatu pencapaian yang
sangat baru.
Keterkaitan Biologis
(Biologycal Prewiring)
Anak-anak /di lahirkan
di dunia dengan Alat Penguasaan Bahasa (language acquisition device, LAD), suatu keterikatan biologis yang memudahkan
anak untuk mendeteksi kategori bahasa tertentu, seperti fonologi, sintaksis,
dan semantik. LAD ialah suatu kemampuan tata bahasa bawaan yang mendasari
semua bahasa manusia.
Apakah Biatang Memiliki
Bahasa ?
Binatang dapat secara
jelas berkomunikasi dan simpanse kerdil serta singa laut dapat di ajari
menggunakan simbol-simbol. Apakah binatang memiliki seperangkat bahasa manusia
masih diperdebatkan.
Adakah suatu periode
yang penting untuk mempelajari bahasa ?
Pengalaman Genie dan
anak-anak lain menunjukkan bahwa tahun-tahun awal masa anak-anak merupakan
periode yang penting untuk belajar bahasa. Jika pengenalan bahasa tidak terjadi
sebelum masa remaja, maka ketidakmampuan dalam menggunakan tata bahasa yang
baik akan dialami seumur hidup.
D.3.
Pengaruh Perilaku dan Perkembangan
Bahasa hanyalah bentuk
lain dari perilaku. Para ahli perilaku yakin bahasa dipelajari khusunya melalui
penguatan dan imitasi, walaupun kemungkinan ini lebih merupakan usaha yang
memudahkan pembelajaran bahasa daripada hal mutlak diperlukan.
Kebanyakan anak
diperkenalkan dengan bahasa sejak awal perkembangan mereka. Beberapa cara orang
dewasa mngajarkan bahasa kepada bayi adalah motherese,
yakni cara ibu dan orang dewasa sering berbicara pada bayi dengan frekuensi dan
hubungan yang lebih luas daripada normal, dan dengan kalimat-kalimat yang
sederhana. Menyusun ulang (recasting) ialah pengucapan makna suatu kalimat yang sama atau yang mirip dengan
cara yang berbeda, barang kali dengan mengubahnya dengan suatu pertanyaan. Misalnya,
kalau anak mengatakan, “Anjing itu menggonggong” orang dewasa dapat merespom dengan
menanyakan “kapan anjing itu menggonggong?” dampak recasting sesuai dengan anjuran bahwa “mengikuti untuk mengarahkan
“menolong anak mempelajari bahasa”.
Menggemakan
(echoing) ialah
mengulangi apa yanga anak katakana pada Anda, khususnya kalau perkataan itu
adalah suatu ungkaopan kalimat yang tidak sempurna. Memperluas
(expanding) ialah
menyatakan ulang apa yang anak telah katakana dalam bahasa yang secara
linguistik “canggih”.
Memberi nama (labeling) ialah
mengidentifikasai nama-nama benda. Penggunaan
labeling sering dilakukan oleh orang tua ketika mereka mencoba mengidentifikasi
apa yang bayi lakukan saat ini. Untuk membaca lebih lanjut tentang
pengidentifikasian benda-benda oleh orang tua dengan kata-kata dan penggunaan
model pembicaraan yang hidup dan konkret bersama bayi mereka.
Bahasa
merupakan suatu urutan kata-kata, dan bahasa dapat digunakanuntuk menyampaikan
informasi mengenai tempat yang berbeda atau waktu yang berbeda. Vygotsky (1978:
80) berpendapat bahwa “perkembangan bahasa seiring dengan perkembangan
kognitif, malahan saling melengkapi, keduanya berkembang dalam satu lingkup
sosial”. Piaget (Santrock, 1995: 238) berpendapat bahwa “berpikir itu
mendahului bahasa dan lebih luas dari bahasa”. Bahasa adalah salah satu cara
yang utama untuk mengekspresikan pikiran, dan dalam seluruh perkembangan,
pikiran selalu mendahului bahasa. Bahasa dapat membantu perkembangan kognitif.
Bahasa dapat mengarahkan perhatian anak pada benda-benda baru atau hubungan
baru yang ada di lingkungan, mengenalkan anak pada pandangan-pandangan yang
berbeda dan memberikan informasi pada anak. Bahasa adalah salah satu dari
berbagai perangkat yang terdapat dalam sistem kognitif manusia.
Bagaimana
Bahasa Berkembang
Beberapa tonggak
sejarah dalam perkembangan bahasa bayi ialah mengoceh (3 hingga 6 bulan) kata
pertama dipahami (6 hingga 9 bulan), pertumbuhan perbendaharaan kata yang
diterima (mencapai 300 atau lebih pada usia 2 tahun), pelajaran pertama
dipahami (9 bulan hingga 1 tahun), kata pertama di ucapkan (10 hingga 15 bulan),
dan pertumbuhan perbendaharaan kata yang di ucapkan (mencapai 200 hingga 275
kata pada usia 2 tahun).
Hipotesis holofrase menyatakan bahwa suatu kata
tunggal sering di gunakan untuk mengartikan suatu kalimat yang sempurna; ini
menandai kata pertama bayi. Pada usia 18 hingga 24 bulan, bayi sering berbicara
dalam pengucapan 2 kata. Pembicaraan telegrafis ialah penggunaan kata-kata yang
pendek dan tepat untuk berkomunikasi – ini menandai pengucapan dua kata oleh
balita. Brown telah mengembangkn konsep panjang rata-rata pengucapan (mean length of utterance, MLU). Lima
tahap MLU ialah telah didefinikasi, yang member indikator yang berharaga atas
kematangan berbahasa
a.
Prinsip yang Mempengaruhi Penyatuan Pemikiran dan Bahasa
Ada
dua prinsip yang mempengaruhi penyatuan pemikiran dan bahasa, yaitu:
1. Semua
fungsi mental memiliki asal usul eksternal atau sosial. Anak-anak harus
menggunakan bahasa dan mengkomunikasikannya kepada orang lain sebelum mereka
berfokus ke dalam ke proses mental mereka sendiri.
2. Anak-anak
harus berkomunikasi secara eksternal dan menggunakan bahasa selama periode
waktu yang lama sebelum transisi dari kemampuan berbicara secara eksternal ke
internal berlangsung.
Sejalan
dengan perkembangan kognisinya, anak pada usia ini sering kali mengajukan
pertanyaan-pertanyaan “Mengapa begini mengapa begitu”, “Ini apa itu apa”. Minat
anak usia ini sangat luas dan mereka selalu ingin mengetahui segala sesuatu
yang ada di dunia ini.
Antara
usia 4-5 tahun, anak sudahmenguasai kalimat yang terdiri dari empat sampai lima
kata. Mereka juga mampu menggunakan kata depan, seperti di bawah, di atas, di
dalam dan di samping. Anak lebih banyak menggunakan kata kerja daripada kata
benda. Antara usia 5-6 tahun, kalimat anak sudah terdiri atas enam sampai delapan
kata. Anak sudah dapat menjelaskan arti kata yang sederhana mengetahui lawan
kata, menggunakan kata penghubung, kata depan dan kata sandang. Pada masa akhir
usia taman kanak-kanak anak umumnya sudah mampu
berkata-kata
sederhana dan berbahasa sederhana, cara bicara mereka telah
lancar,
dapat dimengerti dan cukup mengikuti tata bahasa walaupun masih
melakukan
kesalahan berbahasa. Berbicara berfungsi sebagai alat komunikasi dengan orang
lain. Bila anak telah menguasai kata-kata, kalimat dan tata bahasa, mereka juga
akan
dapat
berkomunikasi dengan baik dan lebih efektif.
Kemampuan
berbahasa merupakan aspek penting yang perlu dikuasai
anak,
tapi tidak semua anak mampu menguasai kemampuan ini. Ketidakmampuan anak
berkomunikasi secara baik karena keterbatasan kemampuan menangkap pembicaraan
anak lain atau tidak mampu menjawab dengan benar akan menghambat perkembangan
anak. Selain dari itu, ada 24 anak yang masih belum mampu mengucapkan
huruf-huruf r, sy, s, atau
lainnya
membuat anak sulit berkomunikasi dengan anak lain.Adanya hambatan dalam
perkembangan bahasa akan membuat anak merasa tidak diterima oleh
teman-temannya, anak menjadi minder, tidak percaya diri dan tidak memiliki
keberanian untuk berbuat. Kondisi ini dapat mempengaruhi perkembangan
kepribadian anak di kemudian hari. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan
sarana yang sangat penting dalam kehidupan anak. Di samping itu bahasa juga
merupakan alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain yang
sekaligus berfungsi untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain. Selain dari
itu, bahasa juga merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan, dengan berbahasa
anak dapat berkomunikasi dengan sesama. Bagi orang tua, masa prasekolah
seringkali disebut “traoublesome age”atau masa sulit karena banyak
masalah yang mungkin timbul. Sedangkan bagi pendidik masa ini merupakan
persiapan mematangkan anak untuk menerima
pendidikan
formal. Para psikolog menyebut masa ini dengan istilah-istilah sebagai berikut
:
Pregang
age, karena anak sedang mengembangkan dasar-dasar tingkah laku sosial
Exploratory
age, karena anak sedang aktif menyelidiki segala sesuatu. Rasa ingin
tahunya begitu besar.
Imitative,
karena anak sedang senang meniru segala sesuatu.
Creative
age, karena anak sedang mulai mengembangkan kreativitasnya. Sejalan dengan
perkembangan kognisinya, anak pada usia ini sering kali mengajukan
pertanyaan-pertanyaan “mengapa begini mengapa begitu”, “ini apa itu apa”. Minat
anak usia ini sangat luas dan mereka selalu ingin mengetahui segala sesuatu
yang ada di dunia ini. Mereka sering bertanya apa saja untuk memuaskan rasa
ingin tahunya, dan mereka juga tahu bahwa pertanyaan itu dapat mempertahankan
konsepsinya dengan orang dewasa. Misalkan pertanyaan : “Mengapa ada hujan”,
“Mengapa pohon ada daunnya”, “Kapan saya besar” dan sebagainya. Anak adalah
makhluk peniru (imitator), ia mencontoh orang lain disepanjang kehidupannya.
Tatkala masih berusia anak-anak dorongan untuk meniru orang lain itu bersifat
amat kuat. Kemampuan imitasi anak menjadi modal penting dalam perkembangan
bahasanya. Anak senang meniru bunyibunyi tertentu ataupun ucapan-ucapan
orang-orang sekitarnya.
b.
Penggunaan Kata, Kalimat dan Tata Bahasa
Pada
usia 1 tahun, selaput otak untuk pendengaran membentuk katakata, mulai saling
berhubungan. Anak sejak usia 2 tahun sudah banyak mendengar kata-kata atau
memiliki kosa kata yang luas. Gangguan 25 pendengaran dapat membuat kemampuan
anak untuk mencocokkan suara dengan huruf menjadi terlambat. Bahasa anak mulai
menjadi bahasa orang dewasa setelah anak mencapai usia 3 tahun. Pada saat itu
ia sudah mengetahui perbedaan antara saya, kamu dan kita. Pada usia 4-6 tahun
kemampuan berbahasa anak akan berkembang sejalan dengan rasa ingin tahu serta
sikap antusias yang tinggi, sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan dari anak
dengan kemampuan bahasanya. Kemampuan berbahasa juga akan terus berkembang
sejalan dengan intensitas anak pada teman sebayanya. Hal ini mengimplikasikan
perlunya anak untuk memiliki kesempatan yang luas dalam menentukan sosialisasi
dengan temantemannya.Dengan memperlihatkan suatu minat yang meningkat terhadap aspek-aspek
fungsional bahasa tulis, ia senang mengenal kata-kata yang menarik baginya dan
mencoba menulis kata yang sering ditemukan. Anak juga senang belajar menulis
namanya sendiri atau kata-kata yang berhubungan dengan sesuatu yang bermakna
baginya. Antara usia 4 dan 5 tahun, kalimat anak sudah terdiri dari empat
sampai lima kata. Mereka juga mampu menggunakan kata depan seperti di bawah, di
dalam, di atas dan di samping. Mereka lebih banyak menggunakan kata kerja daripada
kata benda. Antara 5 dan 6 tahun, kalimat anak sudah terdiri dari enam sampai delapan
kata. Mereka juga sudah dapat menjelaskan arti kata-kata yang sederhana, dan
juga mengetahui lawan kata. Mereka juga dapat menggunakan kata penghubung, kata
depan dan kata sandang. Pada masa akhir usia prasekolah anak umumnya sudah
mampu berkata-kata sederhana dan berbahasa sederhana, cara bicara mereka telah
lancar, dapat dimengerti dan cukup mengikuti tata bahasa walaupun masih melakukan
kesalahan berbahasa.
c.
Berbicara untuk Komunikasi
Bentuk
dan fungsi bicara saling berkaitan. Bila anak telah menguasai kata-kata,
kalimat dan tata bahasa, mereka juga akan dapat berkomunikasi dengan baik dan
lebih efektif. Salah satu fungsi berbicara untuk komunikasi adalah mengobrol (social
speech). Mengobrol adalah berbicara yang mempunyai makna
sosial.Tujuannya adalah untuk didengar dan dimengerti oleh orang lain dan bukan
oleh diri sendiri. Oleh karena itu mengobrol adalah salah satu ekspresi kebutuhan
akan orang lain dan dipergunakan untuk mengadakan dan mempertahankan komunikasi
bersama mereka. Mengobrol itu sendiri dapat berbentuk tanya jawab, bertukar
pikiran atau informasi tetapi dapat pula berisi kritikan, suruhan, permintaan
atau ancaman. Selain itu pengetahuan umum yang dikuasai oleh anak sangat mempengaruhi
kemampuan berkomunikasi mereka. Pada anak-anak usia prasekolah, jika mereka
tidak mau berkomunikasi, bukan selalu berarti bahwa mereka tidak mampu
berbicara, tetapi lebih banyak karena mereka tidak mau.
d.
Pentingnya Skrining dan Deteksi Dini
Didalam
otak, proses bicara merupakan proses yang majemuk. Mulai dari proses mendengar,
merekam kata, mengerti, mengucapkan, menggunakan kata dengan tepat dalam
situasi sosial yang tepat. Semua proses ini merupakan fungsi luhur otak. Lokasi
pusat bicara ada di bagian kiri otak. Sedangkan untuk imajinasi, penghayatan
dalam bicara berada dibagian kanan otak. Agar dapat berbicara/berbahasa dengan
baik, kedua bagian ini harus seimbang, kalau yang berkembang hanya kiri saja,
maka penuturan bahasanya kurang bagus. Akibat gangguan perkembangan bahasa,
biasanya akan menimbulkan dampak psikososial bagi anak, antara lain kemampuan
kognitif, sosialisasi atau emosinya terbatas. Gangguan tersebut dapat
menghambat dan mengancam masa depannya. Oleh karena itu para orang tua dan
pendidik perlu mendeteksi perkembangan dan kemampuan berbahasa dan berbicara yang
disebut skrining perkembangan anak, sejak usia sebulan hingga 6 tahun. Gangguan
dapat diatasi dengan bantuan dari lingkungannya terutama keluarga. Lingkungan
dapat memberi stimulasi, dan membiarkan anak mengekspresikan dirinya sendiri,
memberikan kebebasan untuk bercerita tentang pengalamannya dan menjawabnya
dengan baik dan dapat dimengerti oleh anak. Mengingat gangguan perkembangan
berbicara dan berbahasa sangat erat kaitannya dengan masalah perkembangan otak
kanan, memungkinkan gangguan tersebut dapat dihindarkan. Agar otak anak tumbuh
dan berkembang dengan baik, perlu pendidikan keluarga secara terpadu, artinya
tidak hanya menekankan kepatuhan, keteraturan dan kedisiplinan saja, tetapi
juga bermain, kreativitas, imajinasi dikembangkan, kebebasan untuk mengolah
perasaan, obyek yang dipersepsi sesuai dengan peran otak kanan.
b.
PERKEMBANGAN SOSIAL
1.
Perkembangan
sosial
pada masa kanak-kanak
Pekembangan sosial pada masa
kanak-kanak tumbuh dari hubungan mereka yang erat dengan orangtua atau pengasuh
lain, termasuk anggota keluarga. Interaksi sosial diperluas dari rumah ke
tetangga, dan dari taman kanak-kanak ke sekolah dasar. Tetapi, pengaruh
orangtua selalu yang paling kuat. Diane Baumrind (1983) mengidentifikasi tiga
gaya atau cara orangtua mendidik anaknya, meliputi (1) tingkat kontrol orangtua
terhadap anak, (2) kejelasan komunikasi orangtua dan anak, (3) tuntutan
orangtua kepada anak untuk menjadi matang.
Ø Orangtua
otoriter (authoritarian parents)
® Melarang
anak dengan mengorbankan otonmi anak
® Tidak
mendorong sikap memberi dan menerima (give and take)
® Menganggap
bahwa anak-anak seharusnya menerima otoriter orangtua tanpa banyak pertanyaan
dan cenderung keras
Ø Orangtua
yang permisif (cenderung membiarkan dan tidak tegas)
® Memberi
kebebasan sebanyak mungkin pada anak-anak mereka
® Menempatkan
harapan-harapan pada anak-nak mereka.
Ø Orangtua
yang dapat dipercaya
® Menghargai
kemampuan anak secara langsung pada waktu anak bertingkah laku, sekaligus
menunjukkan standart tingkah laku mereka sendiri.
® Bersedia
berkompromi, berharap agar standar tingkah laku mereka bertemu dengan standar
anak
® Bersikap
hangat, tapi juga menuntut
2.
Perkembangan
sosial
pada masa pra-remaja
Selama masa ini (6-12 tahun),
banyak orang-orang atau lembaga yang telah mempengaruhi sosial anak-anak. Pada
masa ini, hubungan antar teman menjadi sangat penting. Diterima oleh kelompok
dan menjadi anggota kelompok merupakan tujuan utama. Kemudian, antara umur 7-9
tahun membentuk persahabatan yang erat dengan keompoknya yang sejenis. Mereka
cenderung melihat kelompok mereka sebagai model tingkah laku dan sebagao social
reinforcement, seperti yang sering mereka lihat pada keluarga mereka sendiri.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak telah mempercayakan
teman-temannya sebagai sumber sosial dan sebagai pemberi dukungan moral.
Masalah-masalah yang berhubungan
dengan perkembangan fisik, kognitif, dan sosial pada anak-anak ini adalah umum.
Walaupun remaja pada umumnya bahagia dan optimis, mereka juga mempunyai banyak
ketakutan, seperti : tidak siterima oleh kelompoknya, tidak mempunyai sahabat,
dihukum oleh orangtua, mempunyai orangtua yang bercerai, tidak melaksankan
tugas sekolah, dan sakit hati.
Emosi lain dari masa ini meliputi
marah (ketakutan tidak dapat mengontrol kemarahan), merasa bersaah, frustasi,
dan iri hati. Pra remaja membutuhkan bantuan dalam menyadari bahwa emosi-emosi
ini adalah sesuatu yang wajar sebagai bgian dari pertumbuhan mereka.
3.
Perkembangn
sosial
pada masa remaja
Perkembangan remaja dimulai dengan
masa puber, yitu sekitar 12-14 tahun. Masa puber atau permulaan remaja adalah
suatu masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembang sangat cepat.
Pertengahan masa remaja adalah masa yang lebih stabil untuk menyesuaikan diri
dan berintegrasi dengan perubahan permulaan remaja, kira-kira umur 14-16 tahun.
Remaja akhir kira-kira umur 18-20 tahun di tandai dengan transisi untuk mulai
bertanggungjawab, membuat pilihan, dan berkesempatan untuk mulai menjadi
dewasa.
Salah satu ciri remaja adalah
kecenderungan untuk berpikir tentang apa yang terjadi pada pikiran seseorang
dan mempelajari dirinya sendiri. Remaja mulai melihat lebih dekat diri mereka
sendiri untuk mendefinisikan bahwa diri mereka berbeda. Mereka mudah menjadi
tidak puas dengan diri mereka sendiri, mengkritik sifat-sifat pribadi mereka,
membandingkan diri mereka sendiri dengan orang lain, dan mencoba mengubah
seperti diri orang lain atau teman lain. Berikut adalah beberapa konsep dalam
perkembangan sosio-emosional pada masa remaja hingga dewasa yang diambil secara
umum dari teori psikososial Erickson.
a.
Identitas
Menurut Erickson (salah satu tokoh
psikologi), tahap selama remaja adalah berpusat pada siapa saya, dengan
identitas apa sebetulnya saya.
Perubahan pubertas memerlukan
remaja untuk merubah konsep fisik mereka, menyesuaikan diri terhadap
harapan-harapan teman dan keluarga serta membuat keputusan tentang peranan
sekolah dan tingkah laku. Kemampuan intelektual remaja tumbuh, termasuk
kecenderungan baru tentang refleksi diri dan juga membuat perubaan dalam konsep
diri dari integritas keterampilan logika baru.
Perubahan fisik dan intelektual
remaja dapat berpotensi mengacaukan perasaan dan pribadi anak secara
keseluruhan. Tugas psikososial remaja adalah menciptakan suatu perasaan yang
Erickson sebut, sebagai ego identity. Untuk mencapai ini biasanya tergantung
pada beberapa aktivitas.
1. Mereka
menaruh perhatian besar pada cara orang lain memandang mereka
2. Mereka
mencari sesuatu yang sudah berlalu, misalnya mencari tahu tentang asal usul
mereka, siapa saja keluarga besar mereka, pengalaman – pengalaman mereka waktu
kecil dan masa kanak-kanak.
3. Mereka
betindak pada perasaan dan mengekspresikan kepercayaan serta pendapat mereka,
remaja menilai tinggi “kejujuran” dan bertingkah laku dengan cara-cara “benar
untuk dirinya sendiri”.
b.
Otonomi
Perkembangan kepribadian lain yang
penting pada masa remaja adalah tuntutan otonomi yang bertambah untuk
menentukan dirinya sendiri. Kesadaran remaja untuk berkembang sama seperti
orang dewasa berkembang, dan kemampuan mereka untuk menganalisis dan
memperbaiki rencana rencana mereka menjadi bertambah sulit jika mereka menerima
pengarahan orang dewasa. Remaja tahu bahwa mereka harus bertanggungjawab untuk
perbuatan mereka seperti halnya orang dewasa dan mereka perlu berlatih bahwa
tanggung jawab adalah sangat penting.
c.
Penyesuaian
diri
Pada saat yang sama ketika remaja sedang mencari otonomi dari
orangtua mereka dan orang lain, mereka juga sedang mencari penyesuaian
(conformity) untuk dapat diterima oleh kelompok mereka. Untuk bisa diterima,
mereka mungkin membentuk “peraturan-peraturan kelompok” yang melarang masuk
siapa saja yang tidak mengikuti aturan mereka, termasuk cara berpakaian,
bahasa, dan tingkah laku kelompok. Meskipun kelompok merupakan suatu pernyataan
emansipasi soail, tiak terlepas dari adanya bahaya, sebab setiap pembentukan
kelompok kecenderungan kohesi bertambah kuat.
Dalam kelompok-kelompok dengan
kohesi yang kuat, berkembang norma-norma kelompok tertentu. Meskipun
norma-norma tersebut tidak merupakan norma yang buruk, terdapat bahaya bagi
pembentukan identitas remaja, dia akan lebih mementingkan perannya sebagai
anggota kelompok daripada mengembangkan pola norma dirinya sendiri. Bila
kelompok sudah menuntut hak bertindak kolektif yang membatasi kebebasan
individu, maka hilanglah kesempatan emansipasi. Konformitas kelompok ada
hubungannya dengan kontrol eksternal. Remaja yang kontrol eksternalnya tinggi
akan lebih peka terhadap pengaruh kelompoknya.
d.
Perkembangan
pribadi
Persahabatan, popularitas, konflik
dengan kelompoknya, berkencan, dan hubungan seksual, semua menghabisan waktu
dan energi remaja yang cukup besar. Pada permulaan remaja, dua kebutuhan baru
muncul, yaitu : (1) kebutuhan akan hubungan dengan orang lain secara akrab
dimana dia dapat menyampaikan perasaan-perasaannya dan pikiran-pikirannya, (2)
kebutuhan untuk kepuasan seks. Tugas remaja adalah mengembangkan keterampilan
untuk berhubungan dengan orang lain secara akrab dan mulai mengembangkan
hubungan yang kan menuju pilihan partner untuk kepuasan seks.
e.
Keintiman
Harry Stack Sullivan (1953)
menyampaikan suatu hipotesis untuk menggambarkan perubahan dalam hubungan
penting anak sampai dewasa. Menurut Sullivan, tingkah laku manusia dibentuk
oleh usaha kita untuk tetap menjalin hubungan dengan orang lain secara enak dan
menyenangkan. Kita sering bertindak untuk menghindari kecemasan akan retaknya
hubungan dengan orang lain. Hubungan manusia berkembang seperti anak juga
berkembang. Karena hubungan makin luas, keterampilan sosial baru diperlukan dan
anak-anak perlahan-lahan bergabung dengan masyarakat luas. Hubungan dengan
orang lain dan perasaan aman adalah kebutuhan manusia yang paling penting dan
ini memberikan motivasi untuk tingkah laku sosial dan perkembangan.
Belajar mengembangkan komunikasi
yang akrab dengan teman lawan jenis maupun dengan teman sejenis adalah salah
satu tugas remaja yang penting. Keakraban dengan teman sejenis lebih mudah
untuk dicapai karena mereka mempunyai perubahan yang sama, dan biasa bagi
mereka. Keakraban atau keintiman dengan kelompok dari jenis kelamin lain lebih
sulit. Karena faktanya, keakraban yang demikian sering melibatkan kebutuhan
yang lain, yaitu kebutuhan seks. Mereka tidak ingin dibingungkan antara
persahabatan sebagai teman biasa dan sebagai teman untuk memenuhi kebutuhan
seks. Remaja yang baik tahu bahwa orang dewasa yang matang dapat memelihara
hubungan yang baik dengan lawan jenis sampai pada saatnya mereka diperbolehkan
untuk berhubungan seks.
Remaja telah menghabiskan waktu
untuk kegiatan sosial dan bersenang-senang dengan seorang lawan jenis. Pertama
adalah keterlibatan mereka dengan kelompok jenis kelamin yang sama, kemudian
dengan lawan jenis, tetapi kencan masih belum formal. Mereka lebih mementingkan
bagaimana cara menyesuaikan diri antara laki-laki dan perempuan. Berkencan
merupakan hal penting dalam proses pembentukan identitas, karena berkencan
membiarkan remaja mencoba berperan sebagai laki-laki dan perempuan. Reaksi dari
lawan jenis membeikan informasi tentang bagaimana berperan sebagai laki-laki
atau perempuan. Menurut Erickson, kencan adalah langkah menuju tahap mencapai
identitas. Pada tahap awal, kedewasaan ditandai dengan perhatian terhadap lawan
jenis dengan lebih intim. Persahabatan berkembang sebagai dua identitas sampai
pada menemukan pasangan tetap.
c.
PERKEMBANGAN
KEPRIBADIAN
Karakteristik
individual bayi yang sering di anggap kunci bagi perkembangan kepribadiannya
ialah rasa percaya (trust), diri
sendiri (self), dan kemandirian (independence).
a. Rasa Percaya (Trust)
Menurut
Erik Erikson (1968), tahun pertama kehidupan di tandai oleh tahap perkembangan
rasa percaya dan tidak percaya. Erikson yakin bahwa bayi mempelajari rasa
percaya apabila mereka di asuh dengan cara konsisten, hangat. Jika bayi tidak
di beri makan dengan baik dan tidak di tempatkan pada nuansa hangat dan
konsisten, suatu rasa tidak percaya cenderung berkembang pada bayi.
Rasa
tidak percaya tidak hanya muncul dan sesudah itu selesai dalam tahun pertama
kehidupan saja, rasa percaya dan tidak percaya muncul pada tahap-tahap
selanjutnya. Misal anak-anak memasuki sekolah dengan rasa tidak percaya dapat
mempercayai guru tertentu yang meluangkan banyak waktu untuknya untuk membuat
dirinya sebagai orang yang dapat dipercayai. Dengan lesempatan kedua ini ,
anak-anak mengatasi rasa tidak percaya mereka sebalumnya. Sebaliknya, anak-anak
yang meninggalkan masa bayi dengan suatu rasa percaya masih dapat tidak percaya
yang muncul pada tahap berikutnya, yang terjadi apabila orang tua mereka
bercerai atau konflik berkepanjangan.
b.
Perkembangan
Diri Sendiri (self) dan Kemandirian (independence)
Anak-anak
mulai mengembangkan suatu rasa diri sendiri dengan cara belajar membedakan diri
mereka sendiri dari orang lain. Bayi tidak hanya mengembangkan suatu rasa diri
sendiri pada tahun ke duan kehidupannya, tetapi kemandirian juga menjadi tema
yang semakin sentral di dalam kehidupan bayi. Teori Margaret Mahler dan Erik
Erison memiliki implikasi yang penting bagi perkembangan diri dan kemandirian.
Mahler (1979) yakin bahwa seorang anak melalui suatu tahap perpisahan yang
dilanjutkan dengan suatu proses individuasi. Tahap perpisahan melibatkan
gerakan bayi menjauh dari ibunya, dan individuasi melibatkan pertumbuhan atau
pemahaman diri. Erikson menggambarkan tahap ke dua perkembangan sebagai tahp
otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu.
Pada tahap ini bayi tidak hanya dapat berjalan, tetapi mereka juga dapat
memanjat, membuka dan menutup, menjatuhkan, melepaskan. Penting bagi orang tua
untuk mengenal motivasi berjalan balita untuk melakukan apa yang dapat mereka
lakukan sesuai dengan kemampuan mereka. Selanjutnya mereka dapat belajar
mengendalikan otot mereka dan dorongan keinginan diri sendiri. Erikson yakin
bahwa tahap otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu memiliki ipmlikasi yang
penting bagi perkembangan kemandirian dan identitas selama masa remaja.
Perkembangan otonomi selama tahun-tahun balita memberi balita memberi remaja
dorongan untuk menjadi individu yang mandiri dapat menuntun masa depannya.
Namun apabila terlalu banyak otonomi dapta sama bahayanya dengan terlalu
sedikit otonomi.
c.
Masalah
dan Gangguan
Masalah
dan gangguan pada bayi timbul karena sejumlah bab. Di antara masalah bayi yang
memerlukan perhatian khusus adalah penganiayaan pada anak dan atuisme.
Penganiayaan
Anak
Sangat
disayangkan karena permusuhan orang tua terhadap anak-anak dalam beberapa
keluarga meningkat hingga pada titik dimana salah seorang atau kedua orang
tuanya menganiaya anak mereka, yang menyebabkan sang anak tidak percaya
terhadap orang tuanya.
Autisme
Autisme
bermula pada masa bayi. Autisme ialah gangguan perkembangan yang parah meliputi
ketidakmampuan dalam membangun hubungan sosial, ketidak normalan dalam
berkomunikasi, dan pola perilaku yang terbatas, berulang-ulang dan setereotip
(Dawson, 1989; Hertizg & Shapiro, dalam proses cetak; rutter &
Schpler,1987; Tager-Flusberg, dalam proses cetak). Ketidakmampuan sosialisasi
meliputi suatu kegagalan untuk menggunakan kontak mata langsung untuk membangun
interaksi sosial, jarang mencari orang lain untuk memperoleh kenyamana, jarang
memperkasai permainan dengan orang lain, dan tidak memiliki relasi teman sebaya
untuk berbagi minat dan emosi timbal balik. Mereka tidak menuntut banyak perhatian,
mereka jarang tersenyum. Ketika seseorang mencoba memegang mereka, mereka
biyasanya menarik diri dengan cara melengkungkan punggung dan menolak tubuh.
Autisme disebabkan oleh beberapa bentuk disfungsi otak organik dan dapat juga
karena faktor keturunan. Belum ada bukti bahwa sosialisasi keluarga merupakan
penyebab autisme (Ruter & Schopler, 1987).
Perkembangan
Emosional, Perkembangan Kepribadian, dan Masalah serta Gangguan
Konsep
|
Proses/gagasan terkait
|
Karakteristik/ deskriptif
|
Hakikat terkait emosi anak-anak
Perkembangan emosional pada masa bayi
Perkembangan kepribadian
Masalah dan Gangguan
|
Apa itu emosi?
Fungsi emosi dalam perkembangan anak
Afeksi dalam relasi orang tua anak
Jadwal perkembangan emosi
Menangis
tersenyum
rasa percaya
Perkembangan rasa diri sendiri dan kemandirian
penganiayaan
autisme
|
Emosi ialah perasaan yang melibatkan suatu campuran
antara gejolak fisiologis dan perilaku terlihat.
- penyesuaian diri
-
Kelangsungan hidup
-
Pengaturan
-
Komunikasi
Emosi ialah bahasa pertama yang di komunikasikan
oleh orang tua dan bayi sebelum bayi dapat berbicara. Kemampuan komunikasi
secara efektif antara bayi dan orang dewasa memungkinkan terkoordinasinya
interaksi bayi-orang dewasa
Izward mengembangkan Maximally Discriminative Facial
coding System, MAX untuk mengkodekan ekspresi emosi bayi. Berdasarkan sistem
ini, minat, ketegangan, dan rasa muak/jijik muncul pada masa lahir, senyum sosial
terlihat pada usia kira-kira 4-6 minggu, kemarahan, keheranan terjadi
kira-kira pada 3-4 bulan, ketakutan diperlihatkan pada usia kira-kira
5-7bulan, rasa malu terjadi kira-kira 6-8 bulan, rasa hina dan rasa bersalah
terlihat pada usia kira-kira 2 tahun.
Menagis ialah mekanisme yang paling penting yang
dimiliki oleh bayi yang baru lahir untuk berkomunikasi dengan dunia mereka.
Bayi sekurang-kurangnya memiliki tiga tipe tangisan: tangisan dasar, tangisan
marah, tangisan rasa sakit.
Tersenyum ialah suatu perilaku afektif komunikatif
yang penting oleh bayi. Dua tipe senyuman dapat dibedakan pada bayi :
refleksif dan sosial.
Erikson berpendapat bahwa tahun pertama ditandai
oleh krisis percaya dan rasa tidak percaya; gagasan tentang rasa percaya
banyak kesamaanya dengan konsep Aisnworth tentang keterkaitan aman ( secure
attachment).
Pada beberapa tahap dalam pertengahan kedua atau
tahun kedua kehidupan, bayi mengembangkan suatu rasa dirinya sendiri.
Kemandirian menjadi tema sentral pada tahun kedua kehidupan. Mahler
berpendapat bayi menjauhkan diri dari ibunya dan kemudian mengembangkan
individuasi. Erikson menekankan bahwa tahun kedua kehidupan ditandai oleh
tahap otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu
Suatu paham atas penganiayaan anak memerlukan informasi
tentang pengaruh budaya, keluarga, dan peran lingkungan masyarakat.
Penganiayaan seksual anak-anak saat ini diakui sebagi salah satu masalah yang
semakin meluas debandingkan dengan yang diyakini sebelumnya.
Autisme ialah suatu gangguan yang parah yang tampak
pertama kali pada masa bayi. Ini meliputi ketidakmampuan berelasi dengan
orang, kemampuan berbicara, dan kecewa atas perubahan dalam hal-hal rutin
atau pada lingkungan di sekitarnya. Autisme tampaknya melibatakan beberapa
bentuk disfungsi otak organik dan faktor keturunan.
|
D.
PERKEMBANGAN
MORAL
Manusia
sulit bersikap bersikap netral terhadap perkembangan moral. Banyak orang tua
khawatir bahwa anak-anak mereka tumbuh tanpa nilai-nilai tradisional. Guru
mengeluh bahwa murid-murid mereka pada tidak sopan. Apa perkembangan Moral itu?
Perkembangan
moral (moral development) berkaitan dengan aturan dan konveksi tentang apa seharusnya dilakukan
oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Dalam mempelajari
aturan-aturan ini, para pakar perkembangan anak menguji tiga bidang berbeda.
Pertama, bagaimana anak bernalar atau berfikir tentang aturan-aturan prilaku
etis? Misal, memandang suatu perilaku menyintek. Kepada anak dapat diceritakan
suatu cerita tentang soerang anak yang mengalami suatu kinflik mengenai apakah
boleh menyontek dalam situasi tertentu, misalnya ketika ulangan umum disekolah.
Anak diminta memutuskan apakah hal itu sesuai untuk dilakukan anak itu dan
mengapa? Fokusnya ialah pada penalaran
yang digunakan oleh anak-anak untuk membenarkan keputusan moral itu.
Kedua,
bagaimana anak-anak sesungguhnya berperilaku dalam keadaan normal? Pada contoh
kita tentang menyontek penekanannya adalah pada mengobservasi anak yang
menyontek dan keadaan-keadaan lingkungan yang menyebabkan dan mempertahankan ia
menyontek. Kepada anak-anak mungkin diperlihatkan beberapa permainandan
kemudian diminta untuk memilih salah satuyang mereka yakini sebagai yang paling
menarik. Pelaku ekseprimen kemudian memberitahukan bahwa itu permainan milik
orang lain dan tidak boleh digunakan bermain observasi atas kondisi-kondisi
yang berbeda itu dimana anak melanggar larangan atau melawan godaan kemudian
dilaksanakan.
Ketiga
bagaimana anak merusak hal-hal moral itu? Pada contoh menyontek, apakah anak
merasa salah untuk melawan godaan? Seandainya anak-anak menyontek, apakah
perasaan bersalah setelah pelangaran di cegah mereka menyontek di kemudian hari
ketika mereka menghadapi godaan.
Pandangan
Piaget tentang Bagaimana Penalaran Moral anak-anak Berkembang
Minat
terhadap bagaimana anak memikirkan isu-isu moral dirangsang oleh Piaget (1932),
yang secara ekstensif mengobservasi dan mewawancarai anak-anak dari usia 4-12
tahun. Ia mengamati mereka bermain kelereng, sambil berusaha mempelajari
bagaimana mereka menggunakan dan memikirkan aturan-aturan etis, misalnya
mencuri, bernohong, hukuman, keadilan. Piaget menyimpulkan bahwa anak-anak
berfikir denga dua cara yang jelas-jelas berbeda tentang moralitas, bergantung
pada kedewasaan berkembang mereka. Heternomous morality ialah tahap
pertama perkembangan moral menurut teori-teori Piaget, yang terjadi kira-kira
pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat
dunia yang tidak boleh beubah, yang lepas dari kendali manusia.pemikiran
heternomous juga yakin akan keadilan yang immanen (immanent justice), yakin konsep bahwa bila satu aturan
dilanggar, hukuman dikenakan segera. Autonomous morality ialah tahap
kedua perkembangan moral menurut teori Piaget diperlihatkan oleh anak-anak yang
lebih tua kira-kira 10 tahun lebih. Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan
hukum-hukum di ciptakan oleh manusia dan dalam menandai suatu tindakan, seorang
harus mempertimbangkan maksut-maksut pelaku juga akibatnya.
Perilaku
Moral
Studi
tentang perilaku moral telah dipengaruhi oleh teori belajar sosial.
Proses-proses penguatan, penghukuman, dan peniruan digunakan untuk menjelaskan
perilaku moral anak. Bila anak di beri hadiah atas perilaki yang sesuai dengan
aturan dan perjajian sosial, mereka akan mengulangi perilaku itu. Dan bila anak
di beri hukuman atas perilaku tidak bermoral, perilaku itu akan berkurang atau
hilang. Tetapi hukuman memiliki akibat sampingan berbeda, jadi harus bijaksana
memberikan hukuman kepada anak.
Perasaan
Moral
Teory
psikoanalistis Sigmund Freud, yang menggambarkan super ego sebagai salah satu
dari ketiga struktur utama yang dua lagi adalah id, ego. Dalam teori Freud
superego anak-cabang moral kepribadian-berkembang ketika anak memiliki Oedipus
dan mengidentifikasi diri dengan orang tua yang berjenis kelamin sama pada
tahun awal masa anak-anak. Karena mengidentifikasi diri dengan orang tua sama
jenis kelamin, anak-anak menginternalisasikan standar-standar benar dan salah
orang tua yang mencerminkan larangan masyarakat.
KESIMPULAN
Perkembangan bersifat seumur hidup. Tidak ada periode usia yang mendominasi perkembangan hidup. Perkembangan meliputi keuntungan dan kerugian, yang berinteraksi dalam cara yang dinamis sepanjang siklus kehidupan. Sehingga selama proses bertambahnya usia, maka selama itulah proses perkembangan akan terus berjalan.
Dengan
mempelajari perkembangan masa hidup atau psikologi perkembangan, maka kita akan
menemukan informasi tentang siapa kita, bagaiamana kita dapat seperti ini dan
kemana masa depan akan membawa kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar