BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Konseling Gestalt dikembangkan oleh Frederick Perls. Perls menemukan bahwa
kemandirian dan konfrontasi merupakan aspek penting dalam terapi. Penggunaan
kata Gestalt dimaksudkan untuk menegaakan bahwa KG menekankan pada keutuhan
(unity), kebulatan (wholleness), dan integrasi (integration). Berdasarkan
penelitian Gestalten, memahami pengetahuan dalam arti Unit dan Wholes, yang
lebih berguna untuk mengembangkan pengetahuan, selain itu mereka memandang
manusia memiliki suatu kecenderungan dasar untuk mencapai keseimbangan, dan
kecenderungan inimengarahkan manusia untuk berfikir dalam arti keseluruhan.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas kami dapat merumuskan
masalah sebagai berikut :
1.
Apakah
yang dimaksud dengan konseling gestalt?
2.
Bagaimanakah
pandangan gestalt tentang sifat dasar manusia ?
3.
Apakah
tujuan konseling gestalt?
4.
Jelaskan
proses konseling gestalt !
1.3
TUJUAN
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah agar
mahasiswa pada khususnya dan pembaca pada umumnya dapat menjelaskan sejarah
tentang teori gestalt, selain itu diharapka pembaca dapat mengemukakan
konsep-konsep dalam konseling gestalt, sehingga dapat menerapkan teori gestal
dalam membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh konseli.
BAB II
PEMBAHASAN
I
Konseling gestalt
(Gestalt Therapy) disebut dengan akronim KG. Konseling ini dikembangkan oleh
Freedick Perls yang kemudian lebih dikenal dengan nama Fritz Perls. Pada
awalnya Perls dikenal sebagai siswa yang agak amalas belajar, namun ia berhasil
meraih gelar doktor dalam bidang psikiatri pada saat pndah ke Wina untuk
belajar praktek psikoanalisa bersama dengan bebarapa murid Freud yang lain.
Fritz juga belajar tentang penggunaan tubuh (body) untuk mendorong pemhaman dan
perkembangan pribadi. Berdasarkan pengalaman klinisnya, perls menemukan bahwa
kemandirian dan konfrontasi merupakan aspek penting dalam terapi. Dari
istrinya, Laura Posner, ia memperoleh anjuran untuk menggunakan dukungan (support)
dan hubunga atau kontak (connections).
Penggunaan kata gestalt
dimaksudkan untuk menegaskan bahwa KG menekankan pada keutuhan (unity),
kebulatan (wholleness), dan integrasi (integtation). Dalam bahasa jerman
gestalt berarti utuh.
Diberlin, KG memiliki
banyak penyokong antara lain adalah Max Wertheimer, Kurt Koffka, dan Wolfgang
Kohler. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukannya, para ahli
tersebut memiliki keyakinan bahwa memmahami pengetahuan dalam arti ”unit dan
wholes, gestalten” adalah lebih berguna untuk mengembangkan pengetahuan
alih-alih memotong atau memisahkan bagian-bagian.
Hasil kerja Fritz yang
paling krusial adalah penggunaan ”kursi kosong ” (empty chair) dalam konseling
yang juga dikenal kursi panas. Teknik ini diperkenalkan oleh Fritz ketika ia
bekerja di Esalen Institute, Big Fur, California anatara tahun 1962 s.d 1969.
Sejak saat itu ia menjadi populer dan dipandang sebagai sosok yang inovatif dan
karismatik dalam bidang pengembangan potensi manusia.
2.1. Pengertian
Konseling Gestalt
KG menekankan
pada peran perasaan dalam mempengaruhi perilaku dan potensi manusia untuk
mengarahkan dirinya sendiri. Oleh karena itu KG dikelompokkan ke dalam pendekatan afektif atau humanistik.
Secara konseptual KG mengambil posisi fenomenologis. Kesadaran dipandang
sebagai kondisi yang esensial yang memampukan individu untuk memecahkan
berbagai kesulitan yang dialami. KG dikembangkan oleh banyak ahli, tetapi yang
paling banyak dikenal sebagai pendiri (founder) adalah Fritz Perls dan isterinya, Laura
Perls.
2.2. Pokok-Pokok
Teori
1. Pandangan tentang sifat dasar manusia
Perls merupakan seorang humanis yang memiliki
pandangan optimistik tentang sifat dasar manusia. Dimana, setiap manusia
memilikitujuan yang sama yakni mengaktualisasikan diri. Perls juga berpandangan
bahwa manusia sebagai ciptaan yang memiliki sifat dasar baik (good) dan
memiliki kemampuan untuk menangani kehidupannya dengan sifat berhasil, meskipun
kadang-kadang mereka membutuhkan bantuan.
Menurut perls manusia yang sehat adalah mereka
yang berrtindak secara produktif dalam melaksanakantugas-tugas kehidupan dan
pemeliharaan, dan secara intuitif bergerak menuju pertumbuhan dan pemeliharaan
diri. Oleh karena itu, para konselor KG perlu mengarahkan individu yang dibantunya
untuk mengembangkan kesadaran
(awareness), menemukan dukungan dari dalam dirinya sendiri (inner
support), dan mengembangkan perasan mampu (self-sufficiency) sehingga mereka
dapat mengakui bahwa kemampuan yang meraka butuhkan untuk membantu dirinya pada
dasarnya berada di dalam diri mereka sendiri dan bukan didalam ddiri orang
lain.
2. Sistem Teori
Meskipun perls sering menggunakan terminologi yang
berbeda dengan eksistensialis, konsep-konsep teoriny dalam banyak hal konsisten
dengan teori mereka. Berikut paparan secara garis bsar tentang konsep-konsep
penting yang diajarkan dalam teori konseling Gestalt.
a. Keutuhan, integrasi, dan keseimbangan
KG menekankan pentingnya keutuhan, integrasi, dan
keseimbangan. Manusia adalah organisme total yang berfungsi sebagai sebuah
kesatuan, alih-alih serpihan entitas dalam dikotomi jiwa dan raga. Manusia
bukanlah bagian-bagian yang terpisahkan, tetapi lebih merupakan suatu
koordinasi dari keluruhan bagian-bagian. Kebulatan pribadi merupakan kondisi
bagi tercapainya perilaku yang sehat.
Meskipun manusia berjuang mencapai keseimbangan,
lingkungan selalu mengalami perubahan. Akibatnya, manusia juga akan terus
memiliki kebutuhan baru yang pada gilirannya akan menyebabkan
ketidakseimbangan. Sehingga untuk kembali seimbang, kebutuhan-kebutuhan harus
dipenuhi.
Konsep lain yang berhubungan dengan konsep
keutuhan adalah batas ego (ego boundary), yakni suatu keterbatasan yang
dimiliki manusia dalam hubungnnya dengan lingkungan. Batas ego ini akan
mengalami perubahan mengikuti perubahan yang terjadi pada hubungan
figure-ground. Batas ego memiliki dua dimensi : identifikasi dan alinasi.
Manusia mungkin mengidentifikasi beberapa figur seperti orang tua, tubuh ,
pekerjaan, nilai-nilai dan identifikasi-identifikasi tersebut akan dibawa ke
bagian dalam batas ego. Alinasi dari aspek-aspek tersebut akan menyebabkan
individu menempatkannya di luar batas ego. Orang dengan self-esteem rendah
cenderung memiliki batas ego yang lemah; sedangkan orang dengan batas ego yang
kaku cenderung kesulitan untuk membawa pengalaman baru ke dalam kehidupannya.
b. Kesadaran
Dlam KG kesadaran merupakan elemen yang esensial
bagi kesehatan emosional, karena kesadaran memiliki nilai menyembuhkan dan
merupakan komponen inti dari semua aspek pribadi yang sehat. Manusia dapat
melakukan banyak cara untuk mencapai kesadaran, salah satunya adalah dengan
kontak dengan lingkungan. Melalui kontak dengan lingkungan, kita dapat belajar
tentang diri dan lingkungan kita, dan itu akan membantu kita untuk merasa
menjadi bagian dari lingkungan kita disamping memperoleh batasan yang lebih jelas tentang siapa diri
kita. Orang yang menghindari kontak dengan lingkungan mengkin merasa mereka melindungi dirinya, tetapi
sebenarnya mereka sedang membentuk hambatan pertumbuhan dan aktualisasi diri.
c. Karakteristik gangguan perilaku
Gangguan perkembangan dapat dialami oleh orang-orang
yang membiarkan dirinya dikelilingi oleh banyak masalah yang tak terselesaikan
(unfinised bisnis) atau mengalami kebuntuan. Banyak orang-orang yang senang
menunda-nunda atau menimbun tugas atau pekerjaan, membiarkan masalah mengambang
dan tak terpecahkan , atau menganggap segala urusan adalah masalah yang remeh
dan tak ditangani dengan serius dan yang akhirnya akan menumpuk dan tak
terselesaikan. Padahal masalah yang tak terselesaikan yang potensial menghambat
perkembangan pada khususnya, dan yang utama adalah emosi-emosi yang dipendam
atau tidak diekspresikan. Oleh karena itu, tujuan KG adalah membantu individu
untuk menyadari backlog dari masalah yang tak terselasaikan yang dialaminya dan
kemudian mengungkapkanny, khususnya emosi-emosi terpendam sehingga mereka mampu
untuk mengalaminya secara penuh dalam
keadaan disini dan sekarang.
2.3.
Implementasi
1)
Tujuan
Tujuan khusus KG yang bersifat unik, yakni membatu konseli agar mampu untuk
:
a)
Mencapai
kesadaran diri , sehingga bisa menghayati hidup pada tataran disini dan
sekarang.
b)
Mengungkapkan
masalah pribadi yang terselesaikan.
c)
Mencapai
dan memanfaatkan sumber-sumber potensi pribadinya.
d)
Mengurangi
ketergantungan pada orang lain dan lingkungan.
e)
Meningkatkan
rasa bertanggungjawab , membuat pilar yang tepat, dan memperoleh kemampuan
diri.
f)
Melakukan
kontak yang bermakna dengan semua aspek dirinya, orang lain, dan lingkungannya.
g)
Meningkatkan
harga diri, penerimaan diri, dan aktualisasikan dirinya.
h)
Meningkatkan
sense of wholeness, integrasi dan keseimbangan.
2)
Proses konseling
Proses konseling KG mula-mula diarahkan untuk mendorong konseli mencapai
kesadaran. Karena jika konseli dapat memperoleh kasadaran tentang
masalah-masalah yang tak terselesaikan , kekuatan dan sumber-sumber pribadinya,
maka mereka akan menemukan jalan yang mudah menuju pemecahan masalah dan
mencapai perkembangan dan aktualisasi diri. Banyak orang yang memiliki
kecenderungan untuk terlalu menekankan pada kesadaran intelektual dan
mengabaikan pesan-pesan dari tubuh dan indranya.
Proses membangkitkan kesadaran dapat dicapai dengan cara mengembangkan
hubungan atau aliansi terpeutik yang kondusif, manusiawi , dan menekankan pada
aspek-aspek personal konseli. Hubungan yang ditekankan dalam proses konseling
KG hubungan yang unik yang mereka sebut
”saya dan kamu” bentuk hubungan ini menuntut konselor dan konseli untuk
sepenuhnya menghayati keadaan pada tataran ”disini dan sekarang”. Konselor bekerja
dengan tulus dengan menyadari sepenuhnya perasaan, pengalaman, dan persepsi
mereka sendiri, serta membangun iklim yang dapat mendorong konseli
mengembangkan kepercayaan, kesadaran, dan kesediaan untuk mencoba cara-cara
baru dalam merasa, berfikir, dan bertindak.
3.
Teknik konseling
a)
Eksperimen
Eksperimen berarti mendorong konseli untuk mengalami dan mencoba cara-cara
baru. Melalui teknik ini konselor membelajarkan konseli untuk menyelami dan
menghayati kembali masalah-masalah yang tak terselesaikan ke dalam situasi
disini dan sekarang.
b)
Penggunaan
bahasa
Para ahli KG memiliki keyakinan bahwa bahasa memainkan peran penting dalam
mempengaruhi perkembangan. Dengan kata lain, penggunaan bahasa yang tepat
merupakan bagian dari teknik KG yang essensial.
c)
Memaknakan
impian
Seperti halnya psikoanalisa, dalam KG juga digunakan interpretasi impian.
Namun dalam KG impian bukanlah sebagai ” jalam lebar menuju ketidaksadaran”
seperti yang diungkapkan oleh konseling psikoanalisa, tetapi impian adalah ”
jalan yang lebar menuju integrasi diri”. Dengan memahami impian konseli lebih
mungkin memperoleh kasadaran, mengambil tanggungjawab bagi impian-impiannya,
melihat impiannya sebagai bagian dari dirinya, memiliki perasaaan integrasi
yang lebih besar, dan menjadi lebih sadar tentang pikiran-pikiran dan emosinya
yang direfleksikan dalam impian tersebut.
d)
Fantasi
Seperti halnya impian , fantasi sering digunakan oleh KG untuk membantu
konseli meningktkan kesadaran dirinya. Karena fantasi dipandang
merepresentasikan proyeksi atau aspek-aspek pribadi klien.
e)
Bermain
peran
Bermain dalam berbagai bentuk, menjadi teknik yang esensial dalam KG.
Bentuk permainan yang paling awal digunakan dalam KG adalah psikodrama. Namun
pada perkembangannya psikodrama hampir tidak digunakan lagi. Bentuk bermain
peran yang paling sering digunakan adalah
”kursi kosong” atau disebut juga konseling panas untuk format konseling
individual.
f)
Koreksi
permainan topdog / underdog
Para ahli KG berkeyakinan bahwa kita terus menerus mengusik diri kita
sendiri dengan permainan atas-bawah (topdog/underdog). Topdog membuat penilaian
dan mengatakan kepada underdog tentang bagaimana seharusnya ia merasa,
berfikir, atau bertindak. Topdog diibaratkan sebagai kata hati atau super ego dalam
konsep psikoanalisa. Dissi lain underdog cenderung untuk menurut dan senang
minta maaf tetapi tidak sungguh-sungguh untuk berubah.
g)
Melatih
kepekaan terhadap pesan tubuh
Konselor juga berusaha mendorong konseli untuk mencapai kesadaran tentang
keutuhan (e sense of wholeness). Banyak orang yang memiliki kesadaran yang baik
tentang emosi dan pikirannya, tetapi kurang peka terhadap sensasi tubuhnya.
Oleh karena iti konselor KG berusaha membantu konseli agar lebih peka terhadap
pesan-pesan tubuhnya.
h)
Kelompok
Praktek dalam KG dapat dilaksanakan melalui format individual maupun
kelompok. Namun format kelompok dipandang lebih efisien. Umpan balik yang
diterima dari konselor maupun dari anggota kelompok dapat mempercapat proses
kesadaran.
2.4. Aplikasi
KG merupakan suatu model konseling yang berorientasi pada tingkatan dan
kekuatan pribadi. Keberhasilannya tergantung pada kemampuan konselor untuk
membangun kolaborasi dengan konseli dan menumbuhkan kesediaan konseli untuk
mengambil resiko dalam eksperimen. Karena merupakan pendekatan perlakuan yang
forcefull dan dapt memberikan dampak yang besar. Secara tradisional, KG telah
diterapkan sebagai suatu pendekatan yang efektif untuk konseli-konseli yang
memiliki masalah kecemasan, depresi, merasa tidak sempurna, dan konseli yang
kurang bisa menyesuaikan diri secara tepat.
2.5. Kontribusi dan Kritik
Salah satu kelebihan KG terletak pada pandangan humanistiknya. KG tampak
merupakan suatu filosofi tentang kehidupan, perkembanangan, dan memberikan
cara-cara khusus untuk mempermudah manusia merealisasikan perkembangannya.KG
juga menekankan pada perlunya konselor memberikan respek terhadap individu yang
dibantu dan berusaha mengadaptasiakn perlakuan dengan kebutuhan dan keunikan
setiap individu. Selain itu KG merupakan suatu model perlakuan dengan penuh
kasih sayang dan memungkinkan orang untuk menjadi mampu menikmati dan memenuhi
kebutuhan hidupnya sendiri.
Kelemahan KG yaitu, KG dipandang tidak bisa diterapkan secara universal
tetapi harus mempertimbangkan latar belakang sosial budaya konseli. Kelemahan
lain yaitu, kerena terlalu menekankan pada emosi dan kurang memperhatikan
kognisi, KG cenderung mendatangkan aksi emosional yang kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar